Liputan6.com, Pekanbaru - Puluhan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Lukman Edy akhirnya menyandang gelar sarjana. Sebelumnya kegiatan di salah satu hotel ini sudah beberapa kali ditunda karena pandemi Covid-19 di Riau.
Untuk mencegah penyebaran Covid-19, orangtua ataupun keluarga mahasiswa tidak boleh datang. Prosesi wisuda dilakukan dengan protokol kesehatan, yakni ada pemeriksaan suhu, kewajiban mencuci tangan, pakai pelindung wajah, masker, dan jarak hingga satu meter.
Advertisement
Baca Juga
Kebahagiaan mahasiswa ini kian lengkap karena kehadiran Prof Dr Abdul Somad. Ustaz kondang Indonesia asal Riau ini memberikan wejangan kepada wisudawan ketika kembali ke masyarakat nanti.
Ustaz Abdul Somad mengatakan, wisuda di tengah pandemi wajib menjaga jarak, membawa hand sanitizer, masker dan mengukur suhu tubuh. Dia pun menilai pertemuan ini bisa membangkitkan imun jika dilakukan dengan protokol kesehatan.
"Membangkitkan kesehatan maka imun kuat, Covid-19 lari dan pendidikan kita tetap bersemangat. Insya Allah," kata Ustaz Abdul Somad, Selasa siang, 27 Oktober 2020.
Kepada mahasiswa, ada lima pesan Ustaz Abdul Somad. Pertama, jangan melupakan nama Islam karena mahasiswa belajar di STAI. Di manapun wisudawan berada diharap bisa menjadi khatib, konsultan agama dan menjadi penerang bagi umat.
Yang kedua, Ustaz Abdul Somad berharap wisudawan bisa mandiri sehingga tidak terlalu berharap menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Wisudawan diharap pandai mencari dan menjaga peluang yang ada.
"Ketiga, wisudawan harus berakhlaq mulia karena membawa nama STAI," kata Ustaz Abdul Somad.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Pilihan Berikut Ini
Jangan Lupakan Orangtua
Keempat, lanjut alumni dari Maroko ini, jangan pernah melupakan orangtua. Pasalnya, kebahagiaan wisudawan hari ini tidak bisa tercapai karena orangtua.
"Jangan rusak kebahagiaan pendidikan ini," ucap Ustaz Abdul Somad.
Terakhir, Ustaz Abdul Somad, mengatakan bahwa keberhasilan di kampus bukan final. Sebab perkuliahan selama ini hanya membaca makalah, sementara ketika berada di masyarakat adalah membaca kehidupan.
"Saya yakin wisudawan ini akan sukses karena saya kenal dengan guru-guru mereka, mereka terdidik dengan baik. Semoga STAI menjadi suluh di kegelapan dan menjadikan Riau sebagai negeri baldatun toyibatun," jelas Abdul Somad.
Sementara itu, Muhammad Darwis sebagai petinggi di STAI mengatakan wisuda ini sudah lama tertunda. Akhirnya pihak kampus melaksanakan secara terbatas dan tidak boleh dihadiri orangtua.
"Semaksimal mungkin kami menerapkan protokol kesehatan," ucap Darwis.
Darwis menyebut ada wisuda dilakukan untuk mahasiswa Perbankan Syariah dan Hukum Keluarga Islam.
Seorang wisudawati, Rahmi Ramadan mengaku senang bisa diwisuda karena tidak semua mahasiswa melakukannya secara tatap muka.
"Senang bisa tatap muka mungkin karena sedikit, yang lain mungkin banyak sehingga tidak bisa," ucap Rahmi.
Advertisement