SKK Migas-KKKS Gelorakan Industri Hulu Migas Saat Pandemi Covid-19

SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) berkolaborasi menggelorakan industri hulu migas di tengah pandemi Covid-19.

oleh Nefri Inge diperbarui 10 Nov 2020, 20:15 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2020, 20:15 WIB
SKK Migas-KKKS Gelorakan Industri Hulu Migas Saat Pandemi Covid-19
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto (Dok. SKK Migas Sumbagsel / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Pandemi Covid-19 di Indonesia menghantam seluruh sektor di bidang perekonomian. Tak terkecuali Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yaitu Satuan Kerja Khuhsus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Migas dan Gas Bumi (SKK Migas).

Tidak ingin berlarut dalam dampak besar Covid-19, SKK Migas terus berkolaborasi dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menggelorakan kembali industri hulu migas di Indonesia.

Di tengah pandemi Covid-19, SKK Migas bersama KKKS Pertamina Hulu Energi Jambi Merang (PHE Jambi Merang) berhasil menyelesaikan pelaksanaan survey seismik 2D Komitmen Kerja Pasti (KKP) Wilayah Kerja Jambi Merang sepanjang 31.908 km persegi.

Survey seismik 2D KKP Jambi Merang mulai dilaksanakan pada tanggal 20 November 2019 dan menyelesaikan akuisisi terakhirnya pada tanggal 3 Agustus 2020 pada pukul 15.45 WIB.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, keberhasilan ini patut menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia, karena 100 persen dilaksanakan oleh putra-putri terbaik bangsa dan dapat diselesaikan kurang dari 1 tahun meskipun berada di tengah pandemi Covid-19.

“Survei seismik ini menjadi yang terpanjang di Asia Pasifik dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dan Indonesia mampu menyelesaikannya hanya dalam kurun waktu 261 hari”, kata Kepala SKK Migas, saat ditulis Selasa (10/11/2020).

Menurutnya, survei seismik ini juga diselesaikan melebihi target yang ditetapkan sebelumnya, yaitu 30.000 km2 atau penyelesaiannya mencapai 103,6 persen. Bahkan dengan zero accident atau tanpa ada kecelakaan kerja.

Survei tersebut mencakup 35 cekungan dari 128 cekungan yang ada di Indonesia. Yang terdiri dari 6 producing basin, 7 discovery basin, 5 explored basin, dan sebanyak 17 lainnya merupakan cekungan baru atau unexplored basin yang belum pernah tersentuh sebelumnya.

Dengan banyaknya jumlah cekungan survei, dia mengharapkan nantinya akan menjadi potensi cadangan migas yang besar bagi Indonesia.

“SKK Migas memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh tim yang terlibat atas kerjasama dan kolaborasi yang baik utamanya kepada Elsnusa selaku pelaksana kerja dan khususnya kepada kru kapal Elsa Regent yang telah berhasil melaksanakan tugas mulia ini,” ucapnya.

Meskipun saat ini industri hulu migas harus melakukan penyesuaian akibat rendahnya harga minyak dan turunnya demand, namun kegiatan eksplorasi tetap menjadi prioritas utama yang harus dilakukan.

“Di tengah menurunnya gairah investasi di Indonesia, kami justru menggenjot kegiatan-kegiatan investasi di hulu migas agar tetap dilaksanakan,” katanya.

Untuk mencapai visi produksi 1 juta BOPD di 2030, lanjut Dwi, SKK Migas berkomitmen melaksanakan not business as usual dengan cara masif, agresif, namun tetap menjunjung nilai efisien.

“Karena keberhasilan kegiatan eksplorasi hari ini merupakan bekal bagi generasi berikutnya untuk dapat menikmati hasil migas Indonesia,” ujarnya.

Sama halnya dengan KKKS MedcoEnergi, yang didukung penuh SKK Migas untuk terus beroperasi di tengah pandemi Covid-19.

Bahkan memasuki usia ke-40 tahun, KKKS SKK Migas ini terus berkembang dengan fokus pada bisnis minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan serta pertambangan tembaga dan emas.

 

Menjaga Keberlangsungan Bisnis

SKK Migas-KKKS Gelorakan Industri Hulu Migas Saat Pandemi Covid-19
Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yaitu Satuan Kerja Khuhsus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Migas dan Gas Bumi (SKK Migas) (Dok. SKK Migas Sumbagsel / Nefri Inge)

Melalui akuisisi Ophir Energy plc pada 2019, MedcoEnergi saat ini diakui sebagai perusahaan sumber daya alam terkemuka di Asia Tenggara, dengan tingkat produksi migas di atas 100.000 boe per hari.

Direktur Utama MedcoEnergi Hilmi Panigoro menyatakan, perusahaan berkomitmen untuk menjaga keselamatan di wilayah kerja, menjaga keberlangsungan bisnis dengan mematuhi protokol kesehatan dan keselamatan Covid-19 dari pemerintah.

“Kami tengah menghadapi masa yang penuh tantangan. Penurunan permintaan energi yang cepat dalam menghadapi peningkatan produksi minyak, merupakan tantangan bagi industri,” ujarnya.

Dengan tekad dan pengalaman dan komitmen, MedcoEnergi akan bertanggung jawab dalam sektor sosial dan lingkungan. MedcoEnergi pun terus mendukung Pemerintah untuk menjaga pasokan energi nasional.

Menurutnya, perusahaan berkomitmen untuk menjaga keselamatan di wilayah kerja, menjaga keberlangsungan bisnis dengan mematuhi protokol kesehatan dan keselamatan Covid-19 dari Pemerintah.

Bahkan, perusahaan telah mendukung masyarakat di wilayah operasi dalam memerangi COVID-19. Yaitu dengan menyalurkan miliaran rupiah dari dana perusahaan dan kontribusi pekerja, yang telah didistribusikan oleh Medco Foundation.

“Perlengkapan medis dan kebutuhan pokok lainnya telah didistribusikan dan juga fasilitas laboratorium di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Fasilitas ini dibangun untuk mendukung pemerintah dan masyarakat guna mempercepat hasil tes Covid-19,” ujarnya.

 

Lifting Minyak Nasional

SKK Migas-KKKS Gelorakan Industri Hulu Migas Saat Pandemi Covid-19
SKK Migas (Dok. website SKK Migas / Nefri Inge)

Kinerja yang baik juga ditunjukkan SKK Migas di tengah pandemi Covid-19, yaitu data lifting minyak nasional per 31 Agustus 2020 tercatat sebesar 706,9 ribu barel minyak per hari (bopd). Atau 100,3 persen yang mana melampaui target APBN-P yaitu 705 ribu bopd.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih mengatakan, pencapaian ini merupakan hasil kerja keras dari seluruh pihak yang terlibat.

“Meskipun kondisi pandemi Covid-19 tidak juga membaik, namun kami bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) berhasil menjalankan program kerja, sesuai dengan target yang ditetapkan. Kami bersyukur lifting migas secara year to date di Agustus melampaui target,” katanya.

SKK Migas juga fokus pada upaya mitigasi resiko, sehingga kendala-kendala produksi dapat diatasi. Bahkan mereka akan evaluasi jika ada pekerjaan operasi produksi, yang bisa dipercepat.

Menurutnya, mitigasi resiko agar angka lifting juga akan terus dipertahankan hingga akhir tahun 2020 nanti. Sedangkan untuk salur gas, SKK Migas mencatat sebesar 5.516 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) atau 99,3 persen dari target APBN-P yakni 5.556 mmscfd.

“Kami lihat serapan gas oleh para konsumen di bulan Agustus 2020 sudah membaik, dibanding bulan-bulan sebelumnya. Untuk itu kami optimis, dengan semakin baiknya perekonomian di bulan-bulan mendatang maka serapan juga akan naik,” ucapnya.

Selain fokus pada program kerja yang sudah ditetapkan, SKK Migas juga melakukan beberapa langkah optimasi agar lifiting migas nasional dapat mencapai target.

Bahkan SKK Migas tengah merealisasikan enam langkah extraordinary efforts, untuk memastikan lifting migas nasional mencapai target. Sehingga dapat memberikan penerimaan negara yang optimal, pada masa sulit sekarang.

 

Solusi di Tengah Pandemi Covid-19

SKK Migas-KKKS Gelorakan Industri Hulu Migas Saat Pandemi Covid-19
Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yaitu Satuan Kerja Khuhsus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Migas dan Gas Bumi (SKK Migas) (Dok. SKK Migas Sumbagsel / Nefri Inge)

SKK Migas juga memberi solusi bagi KKKS untuk dapat memenuhi produksi minyak sebesar 705 ribu barrel per hari dan gas 5.556 MMSCFD, kendati di tengah pandemi Covid-19.

Diungkapkan Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman salah satu solusi yaitu melakukan kerja sama dengan para penyedian teknologi.

KKKS diharapkan bersedia melakukan uji coba, dengan konsep skema no cure no pay atau performance based untuk menghasilkan tambahan produksi minyak dan gas.

Jika konsep ini berjalan lancar, ditargetkan terdapat tambahan produksi minyak rata-rata setahun 1.000 bph pada tahun 2020.

“Penerapan production enhancement technology dengan skema no cure no pay atau performance based adalah salah satu terobosan SKK Migas untuk mendapatkan tambahan produksi minyak dan gas,” ungkapnya.

Diakuinya, produksi di tahun 2020 telah mencapai titik terendah, karena berbagai keterbatasan permasalahan yang ada seperti pandemic Covid-19, penghentian operasi tidak terjadwal atau unplanned shutdown dan permasalahan lainnya.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menambahkan, selain bertujuan mendapatkan tambahan produksi minyak dan gas, skema no cure no pay atau performance based juga memberikan dampak positif lainnya.

Yaitu sebagai salah satu upaya meningkatkan kapasitas para penyedia jasa dengan diberikannya kesempatan untuk menerapkan teknologi terbaru yang mereka miliki dan sudah teruji dalam implementasinya baik di dalam maupun di luar negeri.

“Bagi KKKS tidak ada kerugian yang timbul jika ada kegagalan penerapan teknologi tersebut, karena tidak ada biaya yang dibayar. Sehingga skema ini akan menarik bagi KKKS maupun para penyedia teknologi dan menjadi model bisnis baru di industri hulu migas dimasa mendatang," katanya.

Forum Diskusi Rutin

SKK Migas-KKKS Gelorakan Industri Hulu Migas Saat Pandemi Covid-19
Kepala Perwakilan SKK Migas Sumatera Bagian Selatan, Adiyanto Agus Handoyo saat mengisi materi webinar nasional bertemakan "Milenial Maju Bersama Industri Hulu Migas" via aplikasi zoom (Dok. Humas SKK Migas Sumbagsel / Nefri Inge)

SKK Migas Sumbagsel juga menggelar agenda rutin dengan KKKS melalui forum webinar nasional secara virtual, guna memberikan informasi yang seluas-luasnya baik kepada pelaku industri hulu migas maupun masyarakat umum.

Webinar nasional bertemakan "Milenial Maju Bersama Industri Hulu Migas" via aplikasi zoom yang digelar pada hari Kamis (27/8/2020) tersebut, menjelaskan bagaimana industri hulu migas mencoba untuk beradaptasi dan tetap terus berjalan serta berkelanjutan, di tengah pandemi Covid-19.

Serta mencoba mengantisipasi berbagai kendala yang muncul ke depannya sebagai upaya untuk mencapai target second golden era 1 juta BOPD di tahun 2030.

Adiyanto Agus Handoyo menuturkan, banyaknya tantangan yang dihadapi industri hulu Migas dalam memenuhi target angka produksi pada masa ini. Selain masalah pandemic covid-19, ada hal lain yang menjadi tantangan industri hulu migas yaitu natural decline rate produksi dan turunnya permintaan (demand).

Lalu, turun nya harga minyak serta isu terkait tenaga kerja yang perlu mendapat perhatian baik bagi pelaku industri hulu migas, atau pun para pemangku kepentingan, dan yang tidak kalah penting adalah faktor keamanan dalam keberlangsungan kegiatan usaha hulu Migas.

“Di tengah tantangan tersebut, SKK Migas – KKKS akan terus beradaptasi dalam melakukan kegiatan eksplorasi dan juga eksploitasi, baik itu dengan kegiatan survei seismik, pemboran, kerja ulang dan perawatan sumur demi memenuhi komitmen dalam mencapai target angka produksi yang telah ditetapkan,” ujarnya.

 

Salurkan Bantuan

SKK Migas-KKKS Gelorakan Industri Hulu Migas Saat Pandemi Covid-19
Kapolda Sumsel bersama KKKS SKK Migas yaitu PT Pertamina EP Asset 2 melakukan penanaman pohon dan menyalurkan bantuan sembako di Kota Prabumulih Sumsel (Dok. Humas SKK Migas Sumbagsel / Nefri Inge)

SKK Migas Perwakilan Sumbagsel juga memberi perhatian lebih ke masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel), dalam mencegah penularan Covid-19. Bersama KKKS PHE Raja Tempirai – PHE RT, SKK Migas memberikan bantuan sembako kepada masyarakat sekitar ring 1 wilayah operasi perusahaan.

Sebanyak 360 paket yang disalurkan kepada masyarakat di 6 Desa di Kecamatan Penukal, Kecamatan Abab, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali) Sumsel.

Tak berhenti di situ saja, pada hari Jumat (18/9/2020) lalu, Kapolda Sumsel bersama KKKS SKK Migas yaitu PT Pertamina EP Asset 2 melakukan penanaman pohon dan menyalurkan bantuan sembako di Kota Prabumulih Sumsel.

Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Prof Eko Indra Heri mengapresiasi penerapan protokol pencegahan dan penanggulangan Covid-19 yang dilaksanakan SKK Migas-PT Pertamina EP. Dan langkah tersebut perlu ditiru institusi lain.

“Kita mengapresiasi yang diberikan Kapolda Sumsel dapat memberikan semangat positif bagi KKKS Pertamina EP dan juga KKKS lain untuk tetap menjaga komitmennya menerapkan semaksimal mungkin protokol kesehatan, untuk menekan dan memutus mata rantai penyebaran covid-19 paling tidak dari lingkungan rumah dan kerja terlebih dahulu,” ucap Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel Adiyanto Agus Handoyo .

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya