Liputan6.com, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan suara guguran terdengar sebanyak enam kali dari Gunung Merapi berdasarkan periode pengamatan pada Sabtu (14/11) mulai pukul 00.00 WIB sampai 24.00 WIB.
Baca Juga
Advertisement
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Minggu, menjelaskan suara guguran di Gunung Merapi itu terdengar dengan intensitas lemah hingga sedang.
Pada periode itu, BPPTKG juga mencatat 39 kali gempa guguran, tiga kali gempa frekuensi rendah, 306 kali gempa fase banyak, 43 gempa vulkanik dangkal, dua kali gempa tektonik, serta 63 kali gempa hembusan
Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas tipis hingga sedang dengan ketinggian 50 meter di atas puncak.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Laju Deformasi Gunung Merapi
Berikutnya, laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan rata-rata 12 sentimeter per hari.
BPPTKG telah menaikkan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Untuk penambangan dialur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.
Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta; Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah juga diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.
Advertisement