Wisuda Daring Bayar Rp750 Ribu, Mahasiswa Universitas Wiraraja Protes

Di tengah pandemi dan situasi perekonomian keluarga yang tidak menentu, para mahasiswa calon wisudawan menganggap biaya Rp750 ribu itu terlalu mahal.

oleh Mohamad Fahrul diperbarui 20 Nov 2020, 13:39 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2020, 13:00 WIB
Protes Ongkos Wisuda
Mahasiswa calon wisudawan Universitas Wiraraja, Sumenep, menggelar aksi unjuk rasa memprotes biaya wisuda daring yang dianggap mahal. (Liputan6.com/ Mohammad Fahrul)

Liputan6.com, Sumenep - Ongkos wisuda daring di Universitas Wiraraja, Kabupaten Sumenep, Madura, mengundang polemik. Di tengah pandemi dan situasi perekonomian keluarga yang tidak menentu, para mahasiswa merasa keberatan dengan ongkos wisuda daring yang dianggap terlalu mahal. 

Sebagai bentuk protes, para mahasiswa kampus tersebut menggelar aksi unjuk rasa. Biaya wisuda sebesar Rp750 ribu mereka anggap terlalu mahal, apalagi wisuda dilakukan hanya secara daring.

"Keputusan biaya wisuda yang ditentukan oleh kampus tetap kita tolak. Karena itu sangat memberatkan kepada mahasiswa yang akan diwisuda," kata Junaidi, Korlap Aliansi Calon Wisudawan-Wisudawati Universitas Wiraraja, Kamis (19/11/2020).

Mahasiswa yang diakrab dipanggil Jon ini mengaku, dirinya sangat keberatan dengan mahalnya biaya wisuda daring, sebab sebagian besar orangtua calon wisudawan-wisudawati yang akan melaksanakan wisuda adalah petani. Pasalnya, enghasilan dari hasil cocok tanam di tengah pandemi Covid-19 menurun drastis, sehingga biaya sebesar itu sangatlah berat dan tidak mudah mendapatkannya.

"Mestinya kampus mertimbangkan keputusan besaran biaya wisuda daring itu. Sekarang masa pandemi Covid-19, penghasilan orangtua kita sangat minim," katanya.

Para calon wisudawan-wisudawati yang menggelar aksi unjuk rasa meminta keringanan biaya, dari semula Rp750 ribu menjadi Rp500 ribu. Namun, pihak kampus enggan menerima permintaan pengunjuk rasa dan tetap ngotot dengan keputusannya.

Setelah tidak adanya keputusan soal keringanan biaya wisuda daring, mahasiswa merasa kecewa dan membakar toga sebagai bentuk protes penolakan pelaksanaan wisuda daring tersebut. Bahkan mereka meminta pihak kampus tidak aji mumpung mencari keuntungan dalam pelaksanaan wisuda daring.

"Ketentuan biaya yang ditentukan kampus tidak masuk akal. Wisuda daring biayanya sampai Rp750 ribu," katanya.

Sementara itu, Wakil Rektor I Universitas Wiraraja Sumenep, Mujib Hannan, saat dikonfirmasi mengatakan, apabila pengunjuk rasa tidak ingin mengikuti wisuda daring tahun ini, tidak ada masalah. Karena mereka juga bisa ikut tahun depan yang kemungkinan besar bisa dilaksanakan secara luring ketika pandemi Covid-19 berakhir.

"Ikut wisuda tahun depan juga tidak apa-apa. Tidak harus wisuda tahun ini kan," katanya.

Para pengunjuk rasa sempat menyegel pintu kantor rektorat sebegai bentuk kekecewaan. Bahkan sebelum membubarkan diri, mereka mengancam akan kembali lagi pada pelaksanaan jadwal wisuda dan akan menggelar wisuda sendiri di depan kampus tersebut.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya