Kemenparekraf Promosikan Mandalika MotoGP di 72 Negara

Dana sekitar Rp90 miliar di regionalnya, hampir separuhnya dialokasikan untuk promosi Sirkuit Mandalika MotoGP. Lantaran promosi secara offline belum dapat dilakukan. Jadi pemerintah gencar dalam promosi secara online di 72 negara

oleh Dewi Divianta diperbarui 09 Des 2020, 02:35 WIB
Diterbitkan 09 Des 2020, 02:35 WIB
Indahnya Sirkuit Mandalika, Tuan Rumah MotoGP 2021 di Indonesia
Sirkuit Mandalika yang diperkirakan akan rampung pada awal 2021 ini, nantinya akan menjadi sirkuit jalan raya pertama di dunia.

Liputan6.com, Mataram Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) terus menggencarkan promosi sirkuit Mandalika yang akan dijadikan tuan rumah gelaran balap motor dunia MotoGP. Koordinator Pemasaran Regional 1 Area 1 Kemenparekraf/Baparekraf, Taufik Nurhidayat mengatakan saat pandemi Covid-19 promosi offline di luar negeri belum diperkenankan, maka strategi yang dilakukan Kemenparekraf/Baparekraf adalah promosi secara online.

"Dari sisi promosi, saat ini kan perbatasan belum dibuka. Maka, kami mempromosikannya secara online melalui kantor-kantor perwakilan pariwisata kita di luar negeri yang kita sebut dengan VITO (Visit Indonesia Tourism Officer) yang berada di 72 negara. Nah, itulah yang kita pakai untuk perpanjangan tangan promosi kita untuk Sirkuit Mandalika MotoGP ini," kata Taufik pada acara Perjalanan Wisata Pengenalan Forum Komunikasi di Lombok 7-9 Desember 2020.

"Responnya sangat positif tak hanya di luar tapi juga di dalam negeri. Mereka berharap bisa melihat momen yang sangat berharga sekali ini, di mana MotoGP ini disaksikan oleh jutaan orang di seluruh dunia. Itu pastinya akan membuat image Indonesia, khususnya di Lombok ini akan semakin naik terus," ujar dia.

Menurutnya, pemerintah sejauh ini cukup serius mendukung Mandalika sebagai sirkuit yang akan dijadikan tuan rumah penyelenggaraan MotoGP 2021. "NTB sudah jadi destinasi super prioritas. Kami akan tetap membantu promosinya. Kita promosi online," ujarnya.

Sementara itu, Taufik memaparkan target pergerakan wisatawan terpaksa ditinjau ulang mengingat pandemi COVID-19 mengubah segalanya. Lantaran situasi yang tak normal, maka target 370 juta pergerakan direvisi menjadi sekitar 120 juta sampai 140 juta pergerakan.

 

Destinasi Wisata jangan Sampai Munculkan Cluster Baru

Kemenparekraft Siapkan Paket Wisata Motogp Mandalika
Kemenparekraft Siapkan Paket Wisata Motogp Mandalika (Dewi Divianta/Liputan6.com)

 

"Targetnya kita re-schedule karena situasinya tidak normal. Saat ini yang penting adalah pergerakan. Ada pergerakan saja itu sudah baik. Kita fokusnya ke domestik dulu. 370 juta pergerakan sebetulnya kami ditarget dalam situasi normal. Situasinya sekarang seperti ini, kami targetkan sekitar 120 juta sampai 140 juta. Jadi, satu orang wisatawan domestik bisa melakukan pergerakan berkali-kali, beda dengan wisatawan asing," ujar Taufik.

Tahun depan, Taufik melanjutkan, promosi juga akan terus dilakukan. Menurut Taufik, dari dana sekitar Rp90 miliar di regionalnya, hampir separuhnya dialokasikan untuk promosi Sirkuit Mandalika MotoGP. "Rp90 miliar itu kan di regional kami untuk dalam dan luar negeri. Sekitar 30 persen dialokasikan untuk promosi dalam negeri. Hanya saja karena Lombok, khususnya Mandalika ini jadi destinasi super prioritas, tentu akan ada perbedaan dari segi anggaran promosi dibandingkan destinasi lainnya," jelas Taufik.

Di sisi lain, Taufik terus mengingatkan pentingnya kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan di era adaptasi baru atau new normal saat ini. Tujuannya, kata dia, jangan sampai destinasi wisata menjafi cluster baru Covid-19. "Maka tetap harus disiplin memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Jangan sampai destinasi wisata menjadi cluster baru Covid-19 yang kita sudah tahu akibatnya itu terhadap perekonomian kita, khususnya pariwisata dan ekonomi kreatif," ingatnya.

Untuk mendukung hal tersebut, Taufik menjelaskan jika destinasi wisata telah diwajibkan menerapkan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Enviromental Sustainable) yang menjadi kebutuhan baru wisatawan di destinasi wisata. "Kita tahu bahwa pandemi ini betul-betul membuat pariwisata kita terdampak karena tak ada pergerakan dan perjalanan wisata. Padahal DNA pariwisata itu adalah pergerakan dan perjalanan," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya