Jelang Puncak Musim Hujan, BMKG Imbau Warga di Beberapa Daerah Waspada

Dengan latar belakang anomali iklim La Nina, puncak musim hujan di Indonesia bakal dibarengi banyak fenomena alam, salah satunya hujan ekstrem.

oleh Arie Nugraha diperbarui 09 Des 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 09 Des 2020, 16:00 WIB
Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Sepekan ke Depan
Tetesan air hujan yang ada di jendela kaca dengan latar belakang mendung menyelimuti langit Jakarta, Kamis (1/2). BMKG juga meminta warga mengantisipasi potensi angin berkecepatan tinggi. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Bandung - Puncak musim hujan 2020-2021 di sebagian besar wilayah di Indonesia diprediksi terjadi pada Januari–Februari 2021, yang umumnya bertepatan dengan puncak Monsun Asia.

Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal mengatakan, musim hujan di sebagian besar wilayah di Indonesia diprediksikan akan berlangsung hingga April 2021.

Peningkatan kewaspadaan diperlukan pada daerah-daerah yang diprediksi akan mendapatkan akumulasi curah hujan dengan kriteria Tinggi hingga Sangat Tinggi atau lebih besar dari 300 milimeter per bulan pada Desember 2020– Januari 2021.

"Di antaranya berpeluang terjadi di pesisir barat Sumatera, sebagian besar pulau Jawa, Bali, sebagian NTB, sebagian NTT, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan Papua," ujar Herizal, Rabu (9/12/2020).

Herizal mengatakan dengan latar belakang anomali iklim La Nina, meningkatnya aktivitas Monsoon Asia pada bulan Desember ini juga dapat juga disertai oleh beberapa fenomena atmosfer khusus lainnya seperti cold surge (seruakan dingin Asia), gelombang atmosfer ekuator (MJO), dan pertemuan massa udara antar tropis (Inter Tropical Convergence Zona - ITCZ).

Herizal menjelaskan seluruh fenomena tersebut telah diketahui dapat terjadi secara bersamaan maupun sendiri-sendiri, dan mampu memicu curah hujan ekstrem yang berdampak signifikan, diprediksi dapat terjadi dalam periode minggu terakhir Desember 2020-Januari 2021.

"BMKG mengimbau pihak-pihak terkait di Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, ataupun masyarakat yang tinggal di daerah yang berpotensi mendapatkan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi, agar mewaspadai adanya ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan banjir bandang. Serta diminta terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini dari BMKG," kata Herizal.

 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Ancaman La Nina

Sebelumnya hasil pemantauan BMKG terkait perkembangan musim hujan hingga akhir November 2020, menunjukkan bahwa sebanyak 61 persen daerah di wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan.

Di antaranya meliputi sebagian besar Aceh, Sumatera Utara, sebagian besar Riau, Sumatera Barat, Jambi, Jakarta, sebagian besar Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, sebagian besar Bali, sebagian NTB, Flores bagian utara, Kalimantan, sebagian Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan bagian barat, Maluku Utara, sebagian Maluku, Papua Barat, dan Papua bagian utara.

"Sementara itu, anomali iklim La Nina terpantau masih berlangsung di Samudera Pasifik dengan intensitas level 'moderat'. Suhu muka laut Samudera Pasifik bagian tengah daerah Nino 3.4 menunjukkan anomali sebesar -1.4 derajat Celcius," jelas Herizal.

Sehingga tutur Herizal, perkembangan saat ini menunjukkan intensitas La Nina moderat yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada periode Januari – Maret 2021, dan kemudian akan melemah pada bulan Mei 2021. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya