Banjir di Bangkalan Setinggi Dada, Kasihan Ternak Warga

Banjir Terparah Melanda Kampung Kauman

oleh Musthofa Aldo diperbarui 10 Des 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 10 Des 2020, 10:00 WIB
Banjir Blega
Seorang pengendara sedang genangan air di jalan raya blega, Kabupaten Bangkalan, Rabu, 9 Desember 2020.

Liputan6.com, Bangkalan Hujan yang turun nyaris siang malam selama tiga hari terakhir, memicu banjir di Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

Air luapan dari Sungai Sempar itu mulai masuk ke pemukiman warga sejak Rabu sore hingga malam (9/12/2020). Air terus meninggi hingga sepinggang orang dewasa.

Kampung Kauman menjadi kawasan paling parah terdampak banjir ini. Warga mengungsi dengan membawa barang berharga karena tinggi air telah setinggi dada orang dewasa.

Banjir tak hanya menggenangi rumah, tapi juga rumah ibadah. Warga Desa Kajjan yang terletak di bantara Sungai, sampai mengungsikan ternaknya karena khawatir air kian meninggi.

Air juga menggenangi Jalan Raya Blega, jalur utama menuju Kabupaten Sampang. Banyak kendaraan roda dua dan empat yang mogok karena berupaya menerabas genangan.

"Lalu lintas macet total," kata Syahril, warga Blega.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Jembatan Belum Menjadi Solusi

Banjir Blega
Kampung Kauman di Kecamatan Blega menjadi daerah terparah terkana banjir akibat luapan Sungai Sempar. (dokumen untuk liputan6.com)

Pada 2017, Pemerintah Kabupaten Bangkalan membangun ulang Jembatan Blega yang melintang di atas Sungai Sempar.

Konstruksi yang didesain lebih tinggi dan lebar diharapkan bisa mengatasi banjir menahun yang melanda Kecamatan ini.

Namun banjir kali ini menunjukkan untuk mengatasi banjir Blega butuh lebih dari sekedar pelebaran jembatan.

Sebelumnya pada 2013, Bappeda Bangkalan dan Balai Besar Sungai Brantas sempat mengkaji waduk sebagai solusi mengatasi banjir.

Waduk akan dibangun di hulu Sungai Sempar yang berada di wilayah Kecamatan Kokop. Namun wacana ini ditolak warga karena bila direalisasikan akan banyak rumah juga pemakaman umum yang hilang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya