Bersama-sama Membangkitkan Pariwisata Bali dengan Operasi Yustisi

Polri meminta kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk bersama-sama patuh dan menerapkan protokol kesehatan di segala aktivitas di luar rumah guna memutus mata rantai Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2020, 14:30 WIB
Diterbitkan 12 Des 2020, 14:30 WIB
Irjen Argo pada webinar bertemakan 'Restoring Tourism: Kesehatan dan Keamanan Terjaga, Ekonomi Bangkit', di Kuta, Bali.
Irjen Argo pada webinar bertemakan 'Restoring Tourism: Kesehatan dan Keamanan Terjaga, Ekonomi Bangkit', di Kuta, Bali.

Liputan6.com, Bali - Polri memastikan akan terus melakukan operasi yustisi untuk menegakkan protokol kesehatan. Hal itu tak lain untuk mendukung upaya pemerintah memulihkan kembali ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19, 

Kadiv Humas Polri Irjen Prabowo Argo Yuwono mengatakan, operasi yustisi ini dilakukan di beberapa titik. Mulai dari pusat perbelanjaan, kawasan rawan berkerumun, dan kawasan krusial seperti sektor pariwisata.

"Operasi ini bertujuan untuk menindak tegas masyarakat yang melanggar protokol kesehatan," kata Irjen Argo pada webinar bertemakan 'Restoring Tourism: Kesehatan dan Keamanan Terjaga, Ekonomi Bangkit', di Kuta, Bali, Sabtu (12/12/2020).

Menurut Argo, Polri juga melakukan himbauan-himbauan melalui media sosial, media mainstream, dan secara langsung agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan guna menghambat penyebaran virus Covid-19.

Dia menegaskan, apa yang dilakukan Polri-TNI itu semata-mata untuk kepentingan bersama agar semua pulih kembali. "Ekonomi pun mulai bangkit sehingga Indonesia dapat kembali seperti sedia kala," imbuh Argo.

Untuk itu, Polri meminta kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk bersama-sama patuh dan menerapkan protokol kesehatan di segala aktivitas di luar rumah guna memutus mata rantai Covid-19.

Khusus Bali yang mengandalkan pariwisata sebagai sumber pendapatan masyarakat, Argo meminta agar menjadi contoh pelaksanaan protokol kesehatan. "Kalau tingkat penularan Covid-19 rendah, wisatawan akan merasa nyaman berkunjung ke Bali," tutur dia.

Ia mengajak semua pihak untuk optimistis bahwa pandemi ini bisa segera berlalu, sehingga bisa membangkitkan kembali ekonomi yang melemah khususnya pada sektor pariwisata yang mengalami dampak buruk akibat pandemi Covid-19.

Webinar yang diikuti oleh mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di tanah air itu menampilkan pembicara Kadis Pariwisata Bali I Putu Astawa; Direktur Wisata Alam, Budaya, dan Buatan Kemenparekraf Drs. Alexander Reyaan, M.M; Kombes Pol. Harri Sindu Nugroho (Polda Bali); dan  Dr. Drs. I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa, M.Si (Dekan Fisip Universitas Udayana Bali).

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Ketergantungan Bali pada Pariwisata

Kadis Pariwisata Bali I Putu Astawa mengakui ketergantungan Bali pada pariwisata. Ada 1,3 juta penduduk bekerja di sektor ini, memberikan devisa Rp160 triliun.

Sekarang, lanjut Astawa, kondisi pariwisata Bali mulai bergerak. Saat ini kunjungan wisata di Bali sudah mencapai 6.000 an orang per hari.

Astawa memastikan Bali serius melaksanakan protokol kesehatan. Bahkan ada sanksi denda yang besar bagi yang tidak melaksanakannya.

"Kami juga melaksanakan sertifikasi obyek-obyek pariwisata," tukas Astawa.

Sementara mengenai kemampuan penanganan Covid 19, Kadis Pariwisata mengemukakan, Bali sudah menyiapak beragam skenario, mulai penangan dengan jumlah pasien minimal sampai dengan 100 pasien, 200 pasien, dan selanjutnya.

Kadis Pariwisata berharap jika penerbangan internasional kembali dibuka, arus wisatawan ke Bali akan kembali normal.

Sementara Kombes Harri Sindu Nugroho dari Polda Bali mengemukakan, pihaknya melalukan koordinasi, sosialisasi, dan penindakan dalam melaksanakan protokol kesehatan.

"Kami gencarkan Operasi Yustisi untuk melaksanakan protokol kesehatan," ujar Harri.

Untuk itu, lanjut Harri, Polda Bali menurunkan banyak anggotanya dalam mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan.

Dekan Fisip Universitas Udayana I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa mengakui sedikitnya pilihan dalam menghadapi pandemi Covid 19.

Kalau melawan akan banyak jatuh korban sebagaimana terjadi AS. Kalau menyerah juga hanya menunggu waktu untuk jadi korban.

"Jadi pilihannya kita harus kreatif mencari solusi bagaimana cara kita menghadapi pandemi ini," ujar Arjawa.

Khusus Bali yang mengandalkan pariwisata, Dekan Fisip Universitas Udayana itu mengingatkan mau tidak mau harus kreatif menghadapi pandemi ini.

Sekarang, Arjawa bersyukur pariwisata di Bali kembali menggeliat dari kunjungan wisatawan Nusantara. Ia berharap masyarakat tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan agar trend positif kunjungan wisatawan kembali normal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya