Liputan6.com, Banyumas - Bagi siswa MTs Pakis, internet adalah barang langka. Sebab, mereka berada di lereng Gunung Slamet, yang jauh dari akses selular, tepatnya di Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Demi sinyal internet, siswa kerapkali terpaksa naik ke puncak bukit, atau mengadu nyawa dengan naik ke pohon-pohon tinggi. Terlebih saat ujian secara daring berlangsung.
Advertisement
Baca Juga
Pembelajaran secara daring memang diberlakukan selama pandemi Covid-19. Sayangnya, perbukitan di lereng Gunung Slamet, membuat sinyal begitu langka di dusun ini.
Kondisi ini memicu komunitas jurnalis dan mitra kerja di Banyumas untuk turut bersumbangsih membantu kesulitan siswa ini. Siswa lebih mudah mengakses pembelajaran jarak jauh. Harapan lainnya, sinyal internat membuat siswa di lereng Gunung Slamet itu lebih berkembang.
“Ini yang memicu keprihatinan kami, Pers dan Mitra Kerja, untuk membersikan solusi agar anak-anak bisa tetap belajar,” kata Edy Wahono, perwakilan Pers dan Mitra Kerja, sekaligus Koordinator Program Internet di MTs Pakis.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Inisiasi Komunitas Pers dan Mitra Kerja Banyumas
Edy mengatakan, keberadaan jaringan internet di MTs Pakis ini adalah program kedua pers dan mitra kerja. Sebelumnya, pada Agustus 2020 lalu, jurnalis dan mitra kerja juga menginisiasi pemasangan jaringan radio HT dan memberi pinjaman HT untuk belajar jarak jauh.
Akan tetapi, lantaran sesuatu hal, jaringan radio tersebut pada Oktober dihentikan. Akibatnya, siswa kembali tak bisa belajar secara daring. Padahal, kebanyakan guru dan pembimbing berada di perkotaan yang jaraknya mencapai puluhan kilometer dari lereng selatan Gunung Slamet itu.
“Beroperasi tiga bulan,” ujarnya, di MTs Pakis, Dusun Pesawahan, Desa Gununglurah, Cilongok, Banyumas.
Kondisi ini kembali membuat proses belajar di MTs Pakis kembali terhambat. Sementara, siswa sudah harus menjalani tes semester, tengah tahun. Kolaborasi kemudian dilakukan dengan menggandeng Pemda Banyumas, perusahaan swasta, hingga BUMDes Gununglurah.
“Kondisi ini memantik keprihatinan kami. Sehingga dengan berkolaborasi dengan beberapa pihak, internet gratis itu terwujud,” katanya.
Advertisement
Selamat Datang Dunia
Sementara, Kepala MTs Pakis, Isrodin mengatakan keberadaan internet sangat membantu siswa MTs Pakis. Tak hanya untuk belajar secara daring, melalui internet gratis ini, siswa juga bisa lebih mudah mengetahui perkembangan dunia luar.
Menurut Isrodin, kekayaan literasi akan meningkatkan kemampuan siswa MTs Pakis. Terlebih, lain dari sekolah lainnya, siswa MTs Pakis belajar spesifik mengenai hutan, tumbuhan, satwa, pertanian, dan lainnya.
“Dengan internet, maka proses belajar mengajar akan lebih lancar. Siswa juga bisa memperkaya pengetahuan agroforestri, satwa dan lainnya, melalui internet,” kata Isrodin.
Bagi Isrodin dan siswa, internet adalah bagian dari memperluas cakrawala belajar. Internet, memungkinkan mereka belajar tanpa sekat ruang dan waktu.
“Selamat datang dunia,” ucap Isrodin.