Cara Masyarakat Bali Merawat Tubuh dengan Melukat

Cara warga masyarakat Bali merawat Tubuhnya dari hal-hal negatif adalah dengan cara melukat. Mereka sangat mempercayai sesuatu hal yang berharga dalam kehidupan yaitu tubuh. Bagaimana mereka membersihkan tubuh mereka?

oleh Dewi Divianta diperbarui 18 Jan 2021, 20:30 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2021, 20:30 WIB
Nikita Willy saat Melukat di Bali
Nikita Willy menjalani tradisi melukat di Bali. (YouTube Nikita Willy Official)

Liputan6.com, Denpasar Cara warga masyarakat Bali merawat Tubuhnya dari hal-hal negatif adalah dengan cara melukat. Bagi masyarakat Bali yang mayoritas penduduknya beragama Hindu sangat mempercayai sesuatu hal yang berharga dalam kehidupan yaitu tubuh.

Tokoh agama Hindu, Ida Pandita Dukuh Celagi Dharma Kirti mengatakan tubuh merupakan tempat kita bertumpu untuk melakukan sesuatu yang baik, moralitas melalui pikiran, ucapan dan perbuatan.

Menurutnya, hal tersebut yang kemungkinan menjadi dasar pemikiran umat hindu Bali mempercayai warisan leluhurnya untuk merawat dan menjaga tubuh agar tetap bersih dan sehat dengan cara melukat di sumber air yang alami.

"Kematian itu alami, dialami setiap yang lahir, sehingga perjalan menuju kematian harus diawali dari sesuatu yang alami termasuk merawat tubuh dengan alami di sumber air yang alami," Tutur Ida Pandita Dukuh Celagi Dharma Kirti usai mengawali upacara melukat di Bangli, Senin (18/1/2021). 

Tubuh yang Bersih Tumbuhkan Moralitas yang Baik

Ia melanjutkan dari dalam tubuh manusia itu seperti ibarat wadah atau piring tempat menyangga makana. Jika tempat atau wadahnya bersih dan sehat, akan mempengaruhi manusia nafsu makan kita kala menikmati makanan di atas peyangga itu. 

"Walau diatas piring itu hanya sepotong tempe kecil, sepotong cabe kecil dan seiris tahu setipis silet, kita akan memakannya dengan nikmat. Begitu pula sebaliknya meskipun makanannya sangat tampak lezat, jika wadahnya yang kotor, kita akan enggan mendekatinya," ujat dia.

Menurutnya, melalui tubuh yang bersih dan sehatlah kita akan menumbuhkan moralitas yang cukup dengan melakukan perbuatan yang baik. Karena putaran hidup adalah putaran karma di mana masyarakat bali sangat mempercayai itu.

"Jika dikehidupan lampau kita banyak menanam jasa kebajikan, kita akan dimudahkan dalam kehidupan ini, begitu pula sebaliknya penderitaan hasilnya," ucapnya.

Ia mengajak umatnya untuk selalu menjaga pikiran, ucapan dan perbuatan. "Ketiga hal penting ini ada dalam tubuh, rawat dan jagalah," kata dia. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya