Liputan6.com, Padang - Perantau asal Sumatera Barat yang menjadi korban gempa di Sulawesi Barat, hingga saat ini bertahan di tempat pengungsian karena gempa susulan masih terjadi.
Ketua Harian Ikatan Keluarga Minang Sulawesi Barat (IKM Sulbar) Armon mengatakan perantau Minang masih takut untuk pulang ke rumah, apalagi rata-rata rumah mereka rusak.
"Masih bertahan di tenda-tenda dan lokasi pengungsian, Alhamdulillah untuk bantuan makanan saat ini cukup disediakan pemerintah setempat," katanya dihubungi Liputan6.com, Senin (18/1/2020).
Advertisement
Armon menyebut tidak ada perantau yang menjadi korban jiwa dalam bencana alam tersebut, tetapi ada yang luka dan sudah diobati.
Baca Juga
Di Sulbar, lanjutnya, terdapat sekitar 50 KK perantau dari Sumbar. Masyarakat Minangkabau yang menjadi korban gempa butuh uluran tangan Pemerintah Sumbar.
"Kalau ada bantuan dari Sumbar, kami harap dalam bentuk uang sehingga bisa digunakan untuk memperbaiki tempat tinggal yang rusak," ujarnya.
Jika bantuan dalam bentuk sembako dan barang lainnya, kata Armon, selain karena butuh waktu yang lama juga di sana telah disediakan oleh Pemerintah Sulbar.
Ia juga memohon doa keselamatan dari masyarakat Sumbar, dan berharap gempa susulan tidak terjadi lagi sehingga masyarakat bisa kembali ke rumah.
"Setiap ada gempa susulan, kami tentu cemas dan mengurungkan niat untuk pulang," jelasnya.
Diketahui, Sulbar diguncang gempa besar berkekuatan magnitudo 6,2. Lokasi terparah terdampak gempa adalah Kabupaten Mamuju dan Majene.