Liputan6.com, Cirebon - Kelangkaan dan harga daging sapi di pasaran membuat sejumlah pedagang melakukan berbagai upaya untuk tetap berjualan.
Termasuk di antaranya pedagang Bakso Joko Kendil Cirebon. Pengelola mengaku sudah mengantisipasi sebelum adanya polemik daging sapi.
"Yang penting mah bagaimana bisa tetap bertahan apalagi di tengah pandemi yang belum jelas sampai kapan berakhir," kata pemilik kedai Bakso Joko Kendil, Cirebon, Nasikin Yudha Prawira, Minggu (24/1/2021).
Advertisement
Baca Juga
Selama delapan tahun berdagang, Nasikin mengaku menggunakan daging sapi impor. Menurut dia, kualitas daging sapi impor dan lokal tidak jauh berbeda.
Dari sisi harga, kata dia, daging sapi impor terbilang murah. Oleh karena itu, harga bakso yang dijualnya pun masih terjangkau.
"Pernah coba pakai daging lokal dan rasanya sama kalau sudah dicampur ke dalam adonan bakso. Beda kalau daging olahan," kata dia.
Nasikin mengaku, sebelumnya sudah mengetahui akan ada polemik daging sapi. Polemik tersebut berimbas kepada langkanya daging sapi impor lantaran belum ada keputusan pemerintah soal kuota daging yang akan diimpor.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Kelangkaan Daging Sapi
Oleh karena itu, di tengah polemik daging sapi saat ini, Nasikin mengaku masih bisa mengoperasikan dagangannya secara optimal.
"Yang berat itu imbas Covid-19 cas pembeli berkurang. Kalau polemik daging saya sudah tahu dan memantau jauh hari sebelumnya bahkan diberitahu bos besar daging sapi Cirebon bahwa akan ada kelangkaan daging sampai Maret. Jadi antisipasinya ya saya perbanyak stok daging. Begitu juga pedagang bakso lain di Cirebon karena sebagian besar sudah pakai daging impor," ungkap Nasikin.
Namun demikian, Nasikin mengaku perlahan daging sapi impor akan semakin langka. Stok menipis sehingga membuat harga naik.
Cadangan daging sapi impor yang di beli Nasikin diperkirakan sampai pertengahan bulan Maret 2021. Sementara harga daging sapi impor saat ini Rp70 ribu per kg.
"Sebelumnya Rp60 ribu sampai Rp65 ribu per kilogram. Tapi stok yang kami punya juga tergantung pelanggan kalau ramai terus sampai pertengahan Maret kemungkinan akan kurangi ukuran atau harga naik," ujar dia.
Bagi Nasikin, tantangan usaha terbesar saat ini adalah pandemi Covid-19. Daya beli masyarakat menurun membuat pedagang ketar ketir.
"Mudah-mudahan pandemi segera berakhir saja mas," harap dia.
Advertisement