Liputan6.com, Sigi - Pemerintah Kabupaten Sigi bersama pihak terkait menyusun rencana kontijensi terbaru untuk meminimalisasi dampak bencana di kabupaten yang dikelilingi pegunungan tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Diskusi awal penyusunan rencana kontijensi kebencanaan Kabupaten Sigi digelar pada Selasa (26/01/2021) melibatkan lembaga, dinas, maupun instansi terkait. Rencana kontijensi di daerah itu difokuskan pada mitigasi, kesiapsiagaan, serta penanganan pascabencana.
Bupati Sigi, Mohamad Irwan Lapata mengungkapkan skema kontijensi yang ditempuh yakni jangka pendek dan jangka panjang yang menekankan pada penghijauan dan kesiapsiagaan warga serta pemerintah daerah.
Walau begitu mitigasi dan penanganan kebencanaan itu diakui Irwan belum maksimal sehingga perlu penguatan kembali.
"Jangka panjang ada program Sigi Hijau. Sedangkan jangka pendek menghadapi potensi banjir dan longsor, kesiapsiagaan masyarakat kita tingkatkan. Satu titik ada satgas yang dibentuk khususnya di wilayah rawan," Bupati Sigi, Mohamad Irwan Lapata mengungkapkan saat membuka diskusi kontijensi di Aula Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Sigi, Selasa (26/1/2021).
Dokumen rencana kontijensi Kabupaten Sigi terakhir dibuat pada tahun 2013. Revisi dinilai perlu dilakukan setelah gempa magnitudo 7,4 pada 2018 yang mengubah kondisi lingkungan daerah itu.
"Potensi bencana terutama longsor dan banjir makin besar. Koordinasi antarlembaga dan dinas perlu dimantapkan kembali untuk menangani situasi darurat itu," Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sigi, Ahmad Yani menjelaskan.
Kabupaten Sigi sendiri selama ini menjadi daerah dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi se-Sulawesi Tengah, terutama bencana banjir dan tanah longsor.
Penyusunan Rencana Kontijensi yang difasilitasi oleh Lembaga Kemanusiaan ADRA dengan melibatkan BPBD Sulawesi Tengah, BPBD Sigi, TNI, dan Polri tersebut ditargetkan selesai dalam empat bulan ke depan.