SMK Komputama Jeruklegi, Sekolah Berteknologi Canggih di Pedesaan Cilacap

Di SMK Komputama Jerukllegi, Cilacap, ada empat jurusan, yakni Sekolah ini memiliki empat jurusan, yakni Akuntansi, Teknik Komputer Jaringan TKJ), Perbankan Syariah, dan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO)

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Feb 2021, 07:58 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2021, 05:00 WIB
Siswa berpraktik di Lab Teknik Komputer Jaringan, kelas industri kerja sama dengan Telkom. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Siswa berpraktik di Lab Teknik Komputer Jaringan, kelas industri kerja sama dengan Telkom. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Pandemi Covid-19 tak menyebabkan belajar mengajar di SMK Komputama Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah, terhenti. Meski berada di pedesaan, dengan infrastruktur teknologi tinggi, siswa tetap bisa belajar secara daring.

Kondisi geografis tak menyebabkan sekolah kejuruan ini tertinggal dari sekolah di perkotaan. Memang, sejak berdiri pada 2011, SMK ini berupaya mendekatkan teknologi untuk masyarakat pedesaan, namun dengan biaya terjangkau.

Ini bisa dilihat dari fasilitas laboratorium praktik SMK Komputama Jeruklegi. Di sekolah kejuruan ini ada empat jurusan, yakni Sekolah ini memiliki empat jurusan, yakni Akuntansi, Teknik Komputer Jaringan TKJ), Perbankan Syariah, dan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO). Sebanyak 40 guru dan karyawan memperkuat proses pembelajaran, administratif dan teknis di sekolah ini.

Kepala SMK Komputama Jeruklegi, Praptiwi SE mengatakan pemanfaatan infrastruktur teknologi dan informatika (IT) begitu dikedepankan. Itu sebab, pada masa pandemi Covid-19 ini aktivitas belajar mengajar tak terganggu dengan memanfaatkan IT.

Khusus praktikum, siswa berangkat ke sekolah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) bersama dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Menteri Agama (Menag), dan Menteri Kesehatan (Menkes), telah bersepakat dalam penyesuaian kebijakan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

Kesepakatan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri yang diputuskan setelah melihat hasil survei yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud terkait dampak yang timbul akibat pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama masa pandemi Covid-19.

Di SMK Komputama, di laboratorium komputer misalnya, siswa bisa berpraktik merakit jaringan komputer. Melalui praktik langsung ini, siswa akan lebih memahami perangkat keras (hardware) maupun (software).

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

SMK Berbasis Pesantren

Siswa SMK Komputama berpraktik di Lab otomotif, bengkel industri kerja sama dengan Carvic. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Siswa SMK Komputama berpraktik di Lab otomotif, bengkel industri kerja sama dengan Carvic. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Begitu pula di praktikum otomotif yang dibangun sebagaimana kondisi bengkel sesungguhnya. Hanggar, hingga infrastruktur pendukung disediakan dengan lengkap sehingga siswa seperti berada di kondisi dunia kerja sesungguhnya.

Di jurusan akuntansi, siswa juga bisa praktikum di lab akuntansi, sebagaimana kondisi toko modern. Sekolah ini juga menyediakan bank mini untuk praktikum siswa.

Seperti disebut di awal, biaya pendidikan di SMK Komputama Jeruklegi sangat terjangkau. Dibanding dengan infrastruktur pendidikannya yang canggih, biaya yang menjadi kewajiban siswa sangat murah.

Bahkan, pihak sekolah juga menyediakan beasiswa penuh untuk siswa berprestasi. Ada pula beasiswa untuk anak yatim dan miskin di sekitar sekolah.

“Sekolah ini didirikan karena di pedesaan sekitar sini angka putus sekolah sangat tinggi. Kami ingin agar semua anak memperoleh kesempatan yang sama untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya” kata Praptiwi.

Selain menerapkan teknologi tinggi, kesalehan juga menjadi prioritas SMK ini. Kemampuan tinggi dibarengi kesalehan sosial diharapkan akan membuat lulusan SMK Komputama Jeruklegi bisa menjadi pribadi unggul yang bermanfaat untuk agama, negara dan masyarakat.

Karenanya, pihak sekolah mendirikan Pondok Pesantren El Ansor atau sang Penolong. Di pesantren ini, siswa belajar soal agama secara intensif. Siswa diberi pilihan, bisa mondok selama bersekolah, atau hanya saat wajib mondok selama tiga bulan.

“Harapannya bisa melahirkan pribadi-pribadi yang unggul, dengan pengetahuan agama yang mumpuni,” ucapnya.

Pihak sekolah ini juga menyediakan ekstrakurikuler. Beberapa di antaranya, yakni ekstrakurikuler bahasa, meliputi Bahasa Inggris dan Jepang. Selain itu ada pula ekskul lainnya, yakni olah raga, seperti karate, silat, volley.

 

Respons Positif Masyarakat

Siswa SMK Komputama Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah, berangkat sekolah khusus praktikum. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Siswa SMK Komputama Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah, berangkat sekolah khusus praktikum. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Respons masyarakat juga sangat baik. Terbukti, meski masih berusia muda, sekolah ini adalah salah satu yang paling diminati di Jeruklegi. Sekitar 500 siswa bersekolah di SMK Komputama Jeruklegi.

Teknologi tinggi menjadi magnet. Pendidikan agama juga mendorong orang tua menyekolahkan anaknya di tempat ini. Tak bisa dikesampingkan, biaya yang terjangkau menjadi pertimbangan penting lainnya.

Khofifatu Zuriyah, siswa kelas XI jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) mengatakan kehadiran SMK Komputama Jeruklegi sangat membantu anak-anak pedesaan. Dia sendiri berasal dari Citepus, sebuah desa terpencil di Kecamatan Jeruklegi.

Akses transportasi dari Citepus menuju kota kecamatan sangat sulit. Pasalnya, kendaraan umum begitu terbatas. Kerapkali siswa naik di atap kendaraan angkutan pedesaan (angkudes) karena mobil sudah penuh. Pilihan lainnya adalah naik kendaraan pikap atau bak terbuka.

Di SMK Komputama, Zuriyah bertemu dengan kawan dari luar desa dan luar kecamatan. Keakraban cepat terjalin lantaran mereka sama-sama berasal dari pedesaan dengan kultur yang sama. Di sekolah ini, mereka belajar bersama.

“Saya belajar teknik jaringan komputer, harapannya nanti saat masuk dunia kerja juga di bidang yang saya minati,” ucapnya.

Menurut dia, infrastruktur di SMK Komputama Jeruklegi sangat lengkap. Dengan kondisi itu, ia bisa belajar lebih fokus dan memahami materi lebih mudah. Dia berharap bisa membanggakan keluarga dan desanya suatu saat kelak dengan berkarir di dunia IT.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya