Liputan6.com, Poso - Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah mengklaim pimpinan MIT, Ali Kalora, terluka saat terjadi baku tembak dengan Satgas Madago Raya di Poso Pesisir Utara.
Menurut Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol. Didik Supranoto, pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) itu terluka saat kontak tembak dengan Satgas Madago Raya di Dusun Andole, Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara pada Senin (1/3/2021).
Advertisement
Baca Juga
Namun pimpinan kelompok radikal yang masuk DPO aparat itu berhasil melarikan diri dari sergapan bersama seorang pengikutnya. Sementara 2 anggota MIT lainnya tewas di tempat.
Usai baku tembak Senin Sore, pada Rabu (3/3/2021) pukul 15.00 Wita otak penyerangan Desa Lembantongoa yang menewaskan 4 warga pada akhir November, 2020 itu kembali terlibat baku tembak dengan aparat yang mengejarnya di Kilometer 8, Desa Gayatri, Kecamatan Poso Pesisir Utara. Kali ini seorang personel Brimob Polda Sulteng meninggal dunia.
"Diduga demikian. Setelah tertembak pada Senin kemarin dia lari dan kita terus kejar dan kembali terjadi kontak tembak pada Rabu sore tadi sekitar pukul 15.00 Wita," Didik menerangkan, Rabu (3/3/2021).
Didik menegaskan aparat gabungan di Poso terus mengejar orang yang menggantikan Santoso memimpin MIT sejak tahun 2016 itu beserta para pengikutnya yang kini teridentifikasi berjumlah 8 orang.
Simak Video Pilihan di Bawah Ini:
Baku Tembak dengan MIT, 1 Anggota Brimob Gugur
Seperti diwartakan, kontak tembak antara aparat Satgas Madago Raya dengan MIT kembali terjadi. Satu personel Brimob meninggal dunia.
Baku tembak terjadi di pegunungan Kilometer 7 Dusun Gayatri, Kecamatan Poso Pesisir Utara sekitar pukul 16.00 Wita, Rabu (3/3/2021).
Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol. Didik Supranoto mengungkapkan, baku tembak itu terjadi antara anggota MIT dengan personel Satgas Madago Raya yang menyisir lokasi sejak Senin (1/3/2021) usai baku tembak yang menewaskan 2 anggota MIT dan 1 personel TNI.
"Baku tembak hari ini adalah rangkaian dari operasi pengejaran terhadap anggota MIT dari Dusun Andole," kata Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol. Didik Supranoto di RS Bhayangkara Palu.
Akibat kejadian Rabu sore itu, satu peraonel Brimob atas nama Briptu Herlis meninggal dunia akibat luka tembak di perut. Jenazah pada Rabu petang telah dievakuasi ke RS Bhayangkara Palu.
Rencananya jenazah personel organik Satuan Brimob Polda Sulawesi Tengah itu akan dibawa ke Kolaka, Sulawesi Tenggara, tempat asalnya.
"Kami upayakan malam ini bisa dibawa ke daerah asalnya," kata Didik
Advertisement
TNI Gugur
Dua hari sebelumnya, pada Senin (2/3/2021), kontak tembak antara personel TNI dengan kelompok teroris MIT terjadi di Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara. Dua anggota kelompok MIT tewas di lokasi, sementara di kubu aparat satu personel TNI meninggal dunia.
Kontak tembak terjadi sekitar pukul 18.30 Wita, Senin (1/3/2021) tepatnya di Dusun Andole, Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara antara Satgas Koopsus TNI dengan kelompok teroris MIT.
Penyisiran yang dilakukan aparat di lokasi kejadian usai baku tembak mendapati dua orang yang anggota kelompok MIT tewas tertembak yakni Khairul dan Alvin, keduanya masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) aparat.
Dalam kejadian itu, satu personel TNI atas nama Praka Dedi Irawan gugur dengan luka tembak di bagian perutnya.
Jenazah kedua anggota MIT pada Selasa (2/1/2021) pagi dibawa ke RS Bhayangkara Palu untuk proses autopsi dan identifikasi. Sementara, jenazah Praka Dedi Irawan dibawa ke RS Sindhu Trisno Kota Palu.
"Kontak tembak terjadi saat dilakukan penyergapan. Kita juga berduka, 1 personel TNI gugur," Kata Kapolda Sulteng, Irjen Pol Abdul Rakhman Baso di RS Bhayangkara Palu, Selasa (2/3/2021).
Aparat gabungan TNI dan Polri dari Satgas Madago Raya masih melakukan pengejaran terhadap anggota teroris MIT lainnya di sekitar lokasi kejadian.