Liputan6.com, Jakarta - EK, seorang ibu di Garut berusia 42 tahun dilaporkan lumpuh usai mendapat vaksinasi Covid-19. Kabar soal kelumpuhan EK mencuat usai percakapannya di WhatsApp tersebar di masyarakat.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menyebut, pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah terkait temuan tersebut. Salah satunya dengan melaporkannya ke Komisariat Daerah (Komda) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
EK saat ini masih menjalani perawatan di RSUD dr Slamet Garut. Kondisinya juga mulai berangsur membaik. Helmi mengatakan, EK mendapat perawatan langsung dokter spesialis syaraf dan psikiatri. Dirinya juga sudah bisa berbicara dan kekuatan otornya sudah hampir pulih.
Advertisement
Sementara itu, pihak Dinkes Garut sebelumnya menyatakan, keluhan yang diderita pasien bukan disebabkan Covid-19. Berdasarkan penelusuran pihaknya, EK bukan sekali ini saja mengalami gejala serupa.
Â
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Lama Tak Diberi Nafkah, Istri Harun Masiku Gugat Cerai
Hildawati di Makassar, resmi menceraikan Harun Masiku, buron kasus dugaan korupsi suap PAW DPR RI, yang juga bekas calon legislatif Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Pengajuan gugatan cerai itu diterima Pengadilan Negeri Makassar, Selasa (16/3/2021). Setelah menjalani sidang sekitar tujuh bulan, majelis hakim PN Makassar pun mengabulkan gugatan perceraiannya.
Hari, kuasa hukum Hildawati mengatakan, gugatan cerai diajukan lantaran Harun Masiku dianggap tidak pernah lagi mengunjungi dan menafkahi Hilda. Dalam proses acara persidangan, Harun Masiku juga tak sekalipun pernah hadir meski telah dipanggil beberapa kali hingga sidang ini selesai. Hari juga meminta siapa pun tidak lagi meminta informasi terkait keberadaan Harun Masiku kepada Hilda, karena dirinya sudah tidak ada urusan lagi dengan yang bersangkutan.
Â
Â
Â
Advertisement
Musala Mewah Berlantai Emas di Subang
Sebuah musala di Kampung Karokrok, Desa Jatiragas Hilir, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, dibangun sangat mewah. Sugandi, pemilik musala, yang juga Yayasan Putra Galunggung Darul Iman Attauhid sekaligus panti sehat penyembuhan orang dengan gangguan jiwa dan rehabilitasi pencandu narkoba menyebut, pembangunan musala itu menghabiskan dana hingga Rp11 miliar.
Seorang kerabat Sugandi bahkan mengatakan, 60 kuli yang dipekerjakan membangun musala itu bahkan diberi hadiah masing-masing satu unit sepeda motor. Musala dengan luas 5.000 meter persegi yang dibangun sejak 2014-2017 itu berdinding marmer. Langit-langitnya dibuat menawan dengan ornamen lukisan angkasa. Pada bagian lantai terasnya bahkan ditanam empat emas batangan. Sementara pada menaranya diselelipkan berlian. Bahkan musala ini juga terdapat tempat ibadah khusus bagi warga non-muslim.