Liputan6.com, Yogyakarta Muhammadiyah mengecam aksi peledakan bom Makassar ini di depan Gereja Katedral di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3). Aksi bom Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan diduga menggunakan bom high explosive atau berdaya ledak tinggi oleh seorang pelaku bom bunuh diri.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir meminta Polri segera mengusut tuntas siapa dan apa motif peledakan bom tersebut termasuk jaringan dan aktor di balik teror bom bunuh diri tersebut. Menurutnya segala bentuk kekerasan yang menimbulkan ketakutan, kekacauan, serta  mengancam dan mengorbankan nyawa manusia sangatlah biadab.
 "Kepada masyarakat luas hendaknya tenang dan tidak mengembangkan berbagai prasangka atau asumsi yang dapat mengaburkan kasus bom yang tidak berperikemanusiaan dan tidak beradab tersebut," tutur Haedar.
Advertisement
Baca Juga
Haedar menegaskan agar tidak mengaitkan tindakan bom tersebut terhubung dengan agama dan golongan umat beragama tertentu. Bisa jadi aksi bom Makassar ini menjadi adu domba kepada rakyat Indonesia.
"Boleh jadi tindakan bom tersebut merupakan bentuk adu domba, memancing di air keruh, dan wujud dari perbuatan teror yang tidak bertemali dengan aspek keagamaan," tegas Haedar.
Haedar pun meminta semua pihak selalu waspada dan seksama, di satu pihak jangan menganggap enteng masalah, di pihak lain tidak memperkeruh keadaan atas kejadian bom bunuh diri di kota Makassar tersebut.
 "Perkuat saling pengertian dan kebersamaan antarsemua golongan di negeri ini, serta jauhi benih saling curiga dan prasangka satu sama lain demi keutuhan dan persatuan Indonesia yang kita dambakan bersama," tutup Haedar.