Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Sorong, Papua Barat tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur. Pembangunan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi fokus utama untuk mewujudkan generasi masa depan.
Bupati Sorong Johny Kamuru mengatakan, sumber daya alam yang melimpah dalam wujud tanah yang subur, laut lepas yang menyimpan beragam material dan kekayaan hayati, belantara hutan yang rimbun, dan aneka hasil tambang di perut gunung hanya akan memberi manfaat maksimal apabila diolah oleh manusia-manusia unggul yang memiliki pengetahuan, punya keahlian, dan menguasai teknologi.
"Tidak ada cara lain untuk membangun tanah Papua ini kecuali dengan mempersiapkan sumber daya manusia dengan pendidikan yang nantinya akan mengisi dan mengubah masa depan Papua dengan pengalaman-pengalaman ilmu pengetahuan dan inovasi mereka," katanya, dikutip dari buku Johny Kamuru, Pemimpin yang Melayani, ditulis Ayu Arman.
Advertisement
Baca Juga
Johny mengapresiasi kepemimpinan sebelumnya yang telah meletakkan kebijakan pendidikan gratis. Semua biaya sekolah di Kabupaten Sorong, mulai dari SD hingga SMA, baik negeri maupun swasta, dibebaskan dari pembiayaan.
Biaya pendidikan dari SD hingga SMP ditanggung dana BOS. Sementara, untuk pendidikan SMA, ditanggung Provinsi Papua Barat. Tidak hanya biaya sekolah, seragam dan buku-buku pelajaran juga digratiskan kepada seluruh siswa.
Untuk melengkapi program pendidikan gratis dari kepemimpinan sebelumnya, kata dia, pihaknya juga memfasilitasi pelayanan bus sekolah sejak 2018. Saat ini, ada lebih kurang 40 bus sekolah. Satu unit bus sekolah dihibahkan ke Yayasan Katolik (Petrus van Diepen) dan 39 bus tersebar di beberapa distrik.
Jumlah bus sekolah ini akan terus ditambahkan agar seluruh siswa di seluruh kampung dan distrik tidak memiliki kendala transportasi untuk pulang-pergi ke sekolah. Dengan pelayanan bus sekolah seperti ini angka putus sekolah karena minimnya sarana transportasi bisa ditekan.
Bupati berharap dengan pelayanan bus sekolah ini dapat meningkatkan semangat belajar anak-anak untuk belajar ke sekolah. Tidak ada alasan lagi bagi mereka untuk tidak sekolah. Pemda telah memberikan pendidikan gratis dan memfasilitasi perlengkapan sekolah untuk kebaikan dan kemajuan anak-anak dan masyarakat Kabupaten Sorong.
Saksikan Video Ini
Kirim Siswa Belajar Keluar Sorong
Tak hanya itu, Johny menambahkan, pihaknya juga mengirim anak-anak Sorong yang berprestasi untuk sekolah dan kuliah di luar Papua dan di luar negeri lewat program afirmasi pendidikan menengah (ADEM) dan afirmasi pendidikan tinggi (ADIK).
Program afirmasi pendidikan menengah adalah program yang diperuntukkan untuk anak-anak asli Papua tingkat SMP dan SMA mendapatkan beasiswa sekolah di luar Papua, antara lain di Jakarta, Yogyakarta, Bali, dan Bandung.
Sementara, afirmasi pendidikan tinggi adalah anak-anak asli Papua yang mendapatkan beasiswa ke perguruan tinggi di luar Papua. Anak-anak yang mendapatkan beasiswa ini mengikuti tes seleksi ketat. Pemda tidak sembarang memilih. Jadi, anak-anak yang lulus SMA di Sorong atau anak-anak yang mengikuti program ADEM itu mengikuti tes untuk mendapatkan beasiswa kuliah.
Saat ini, tercatat anak-anak asli Sorong yang mendapatkan program beasiswa afirmasi pendidikan tinggi sebanyak 176 mahasiswa. Mereka tersebar di beberapa perguruan tinggi di DKI Jakarta, Yogyakarta, Bali, Samarinda, Makassar, Manado, Aceh, dan Surabaya. Program ADIK ini berbeda dengan program beasiswa anak-anak Papua yang kuliah di Uncen dan beasiswa kuliah di Kedokteran Unipa.
Selain program beasiswa dalam negeri, Pemkab Sorong juga mengirim siswa belajar ke luar negeri. Ada 12 putra terbaik daerah yang sedang menempuh kuliah di Australia. Tiga orang, misalnya, mendapatkan beasiswa pendidikan pilot di Perth dan 3 lainnya mengikuti program IDP. Kuliah mereka selesai pada 2021 dan 2023. Setelah itu, talenta-talenta muda dan jenius ini kembali pulang untuk mengabdi pada tanah tumpah darah mereka.
Advertisement
Jiwa Kuat dalam Tubuh Sehat
Pemkab Sorong juga memberi dukungan penuh untuk pembinaan generasi muda pada bidang olahraga. Sebab, Papua dikenal sebagai gudang pemasok atlet bertalenta di Indonesia. Mulai dari sepak bola, bola basket, tinju, karate, voli, hingga kempo dan atletik.
Anak-anak muda Kabupaten Sorong juga sering mendapatkan medali dari perlombaan bela diri di luar daerah, antara lain di Yogyakarta, Makassar, Bandung, dan Samarinda. Tentu saja, talenta-talenta ini mempertontonkan kemampuannya di PON yang diselenggarakan di Jayapura pada 2021.
Selain itu juga dipersiapkan sumber daya manusia dalam hal pemain, perwasitan, dan kepelatihan dalam bidang olahraga basket. Bibit unggul pemain basket di Papua jumlahnya cukup banyak. Saat ini, kami sedang membangun lapangan basket dan membentuk kepengurusan basket sehingga diharapkan dapat membina pemain basket yang dapat membawa nama harum tanah Papua, khususnya anak-anak muda Sorong.
Johny menandaskan pembangunan dan pembinaan olahraga juga sangat penting dalam membentuk mental seseorang. Bahkan, dalam memimpin, spirit olahraga dibutuhkan. Seorang pemimpin membutuhkan rasa percaya diri, keteguhan, sekaligus luwes dalam menghadapi berbagai situasi. Sadar atau tidak, kemampuan untuk melakukan itu saya dapatkan saat berlatih olahraga.
Belajar Saat Pandemi
Di masa pandemi ini, Johny melanjutkan, sistem pendidikan dari sekolah bertatap muka menjadi sekolah daring juga menjadi kendala tersendiri. Sebab, tidak semua daerah Sorong memiliki jaringan internet. Dari 32 distrik, hanya ada 8 distrik yang bisa terjangkau jaringan. Dari 8 distrik yang memiliki jaringan internet pun, tidak semua siswa memiliki ponsel atau komputer jinjing.
Jadi, pada tingkat SMP, anak sekolah yang bisa menggunakan daring hanya 44 persen dan yang luring 56 persen. Sementara, pada tingkat SD yang menggunakan daring hanya 29 persen dan yang luring hanya 71 persen.
Sehingga, proses pembelajaran baru ini menjadi kendala yang sangat berat bagi kami dan tentunya daerah terpencil lainnya. Untuk sementara, Dinas Pendidikan Sorong mengatasinya dengan solusi sekolah jarak jauh. Yaitu, berkoordinasi dengan para kepala sekola dan guru untuk membuat modul, memberikan pekerjaan rumah bagi siswa, dan guru tetap selalu memantau pekerjaan rumah yang diberikan. Untuk sementara, hanya ini yang bisa dilakukan hingga pandemi ini bisa teratasi.
Advertisement