5 Bisnis Keren Anak Muda Bontang, Jualan Jilbab Sampai Kopi

Tren anak-anak muda berwirausaha juga dijumpai di Bontang Kaltim.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 14 Apr 2021, 00:29 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2021, 08:30 WIB
Warkop Balada, salah satu bisnis anak muda Bontang (Foto: Bekesah.co)
Warkop Balada, salah satu bisnis anak muda Bontang (Foto: Bekesah.co)

Bekesah.co, Bontang - Banyak anak muda kini mencoba berbisnis atau berwirausaha. Aksi mereka layak diapresiasi karena menambah lapangan kerja baru sekaligus mendorong geliat perekonomian setempat. Tak sedikit pebisnis muda yang sukses berbisnis. Tren itu juga dijumpai di Kota Bontang, Kalimantan Timur.

Sebagian anak muda inovatif di Bontang memutuskan berhenti jadi pegawai dan berani merintis bisnis. Berikut ini beberapa inisiasi bisnis inspiratif yang dirintis pengusaha-pengusaha muda di Bontang.

Wahma Cake

Abidah Wahma Suryani (23) mendirikan usaha sejak 2016 usai lulus dari bangku SMA. Tekadnya menjadi pengusaha yang bergerak memproduksi cake, cookies, maupun dessert berawal dari hobi. Sang ibu juga turut andil mendukung bisnis yang bermula dari kegemaran Wahma membuat kue ini.

Sejak dirintis empat tahun lalu, bisnis Wahma mampu bertahan hingga sekarang. Wahma menikmati kegiatannya membuat dan menjual aneka makanan manis tersebut. Dia bisa bebas mengembngkan kemampuan, hobi pun bisa tersalurkan dan menghasilkan pendapatan.

Bagi Wahma, menjadi pengusaha itu lebih baik ketimbang menjadi karyawan. Tidak diatur-atur oleh atasan, dia juga bisa membuka lapangan kerja.

Al-Hidayah

Dengan brand sendiri, Al-Hidayah, Rifa Atul Amalina (30) mengembangkan bisnis di bidang fashion dengan produk seperti jilbab dan baju gamis. Bisnis fashionnya bermula dari online shop saat dia masih menempuh studi S1 pada 2010 lalu. Setelah lulus kuliah, Rifa balik ke Kota Bontang dan mendirikan tempat usaha offline sejak 2013.

Rifa mengaku termotivasi menjadi seorang pengusaha karena faktor lingkungan keluarga. Dia besar di tengah keluarga yang memang suka berjualan. Sehingga hal itu memicu dirinya untuk terjun menjadi seorang pengusaha.

Meski Kota Bontang ini kecil, tapi Rifa menyakinkan bahwa anak Bontang juga bisa produktif. Dia berharap bahwa jangkauan pemasarannya bisa mencapai nasional bahkan hingga internasional.

Kaos Bontang

Sebagian masyarakat Kota Bontang pasti sudah familiar dengan brand lokal ini. Kaos Bontang yang berdiri sejak 2013 lalu tidak hanya memproduksi kaos atau baju saja. Souvenir / merchandise khas Bontang pun juga tersedia di Kaos Bontang.

Selama kurang lebih 7 tahun berkarir di bidang usaha konveksi rumahan tersebut, Dhabon (38) si pemilik Kaos Bontang ini mengalami jatuh bangun. Dia pernah berhenti produksi selama 6 bulan pada 2014 setelah setahun berjalan. Sebabnya karena susah mendapat customer.

Namun Dhabon pantang menyerah. KErja kerasnya membuahkan hasil. Kaos Bontang berdiri sampai sekarang. Bahkan penjualan sudah sampai mancanegara.

Hendra Mart

Hendra Mart salah satu toko swalayan yang ada di Kota Bontang. Toko yang bergerak di bidang ritel dan grosir ini memposisikan diri sebagai toko yang menyediakan barang-barang murah dengan tagline “Mbahnya Murah”.

Nama usaha itu tak jauh dari nama sang pemilik, yakni Hendra Eka Putra. Dia memulai usaha sejak 2014 lalu. Kurang lebih enam tahun merintis usaha, Hendra sudah memiliki empat cabang yang tersebar di Kota Bontang dan Kutim.

Banyak hal yang memantik dirinya untuk menjadi pengusaha. Salah satunya ada keluarga, terutama kedua orang tuanya, sebab dia berjanji pada dirinya untuk mengangkat harkat dan martabat keluarganya.

Hendra juga ingin bermanfaat bagi siapapun. "Jika lahir dalam keadaan miskin itu bukan kesalahan dan jika mati dalam keadaan miskin itulah kesalahan,” kata Hendra.

Warkop Balada

Balada, salah satu warung kopi sederhana yang ada di Kota Bontang. Dirintis sejak 2017 oleh seorang pemuda Kota Bontang, Ismail Usman (27). Awalnya Balada dibuat sekedar tempat untuk nongkrong dan bertukar ide bersama teman-temannya. Ternyata keterusan hingga sekarang.

Mail sapaan akrabnya, memilih terjun di bidang usaha seperti ini, karena sejak duduk di bangku kuliah sudah tertanam pada dirinya untuk tidak menjadi seorang karyawan. Akhirnya, dengan modal minim dia memilih membuka warung kopi kecil-kecilan.

Selain itu, dia juga mencoba untuk mandiri dari keluarga. Setelah empat tahun dirintis, Warkop Balada terus berkembang. Mail bertekad selagi warung kopi tersebut masih membukukan penjualan, dia tetap melanjutkan sembari memikirkan ide-ide untuk mengembangkan usahanya.

Maimunah Afiah, jurnalis Bekesah.co, peserta IMM Journalism Training 2021

Saksikan Video Pilihan Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya