Pendapatan Anjlok, Pemkot Bandung Kejar Pemulihan Ekonomi dengan Vaksinasi Pekerja Wisata

Vaksinasi ini dalam rangka pemulihan ekonomi terutama untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 05 Mei 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2021, 16:00 WIB
Vaksinasi
Sejumlah pekerja di sektor pariwisata mengikuti vaksinasi Covid-19 di The Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Selasa (4/5/2021). (Foto: Humas Kota Bandung)

Liputan6.com, Bandung - Sebanyak 3.020 tenaga atau pekerja pariwisata termasuk pekerja ekonomi kreatif dan seni budaya mendapatkan vaksinasi Covid-19 di Kota Bandung, Selasa (4/5/2021). Vaksinasi ini dalam rangka pemulihan ekonomi terutama untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana melihat satu per satu proses pelaksanaan vaksinasi dari awal peserta masuk sampai keluar berjalan dengan baik, juga memastikan tetap patuh protokol kesehatan.

"Dari sekitar 3.000 ini dibagi dua hari. Hari ini sekitar 1.520 orang. Saya lihat memang proses awal dari meja nol sampai pelaksanaan vaksinasi dan observasi itu berjalan baik, tertib," katanya di The Trans Luxury Hotel, Selasa (4/5/2021).

Menurut Yana, dengan vaksinasi terhadap para tenaga di bidang pariwisata, ekonomi kreatif, dan seni budaya tersebut bisa melindungi dari Covid-19.

"Karena memang kita tidak pernah tahu tamu-tamu yang hadir ke Kota Bandung ini berasal dari zona hitam, merah atau apa. Mudah-mudahan dengan kita memproteksi diri dengan proses vaksinasi plus protokol kesehatan, tenaga pariwisata di Kota Bandung terhindar dari Covid-19," katanya.

Lebih jauh Yana mengatakan, dengan adanya pandemi Covid-19 ini, PAD Kota Bandung dari sektor pariwisata turun 50 persen. Itu karena sempat ditutupnya tempat-tempat pariwisata di Kota Bandung.

"Ya karena memang Kota Bandung itu (PAD) terbesar dari jasa dan pariwisata. Jadi begitu ditutup semua tahun lalu sektor-sektor itu ya otomatis begitu," ungkapnya.

Meski begitu, Yana menyebut Pemerintah Kota Bandung sangat berhati-hati dalam membuat keputusan relaksasi di sektor pariwisata. Hal itu agar tidak terjadi klaster baru.

"Kita harus simulasi dulu, harus meyakinkan bahwa protokol kesehatan diterapkan dengan baik dengan benar di tempat-tempat yang akan kita beri relaksasi ekonomi. Dan sebetulnya sampai saat ini tidak ada klaster baru di sektor-sektor yang kita beri relaksasi ekonomi," ujarnya.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

Pekerja Pariwisata Normal 2022

Vaksinasi Covid-19
SDM kesehatan di Kota Bandung mengikuti vaksinasi Covid-19 di Gedung Sabuga, Rabu (3/2/2021). (Foto: Humas Kota Bandung)

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung Dewi Kaniasari mengungkapkan sebelumnya telah beberapa kali melakukan rapat persiapan dengan pihak-pihak terkait, dan bisa terealisasi pelaksanaannya pada 4-5 Mei 2021.

"Jadi rencananya ini ada 3.020 tenaga atau pekerja pariwisata, ekonomi kreatif, dan seni budaya. Mudah-mudahan nanti di tahap kedua tanggal 2 dan 3 Juni itu akan dilanjutkan lagi," tutur Kenny, sapaan akrab Dewi.

Selain itu, dia menyampaikan bahwa dari pihak Dinas Kesehatan ada pasokan sekitar 3.000 vaksin lagi untuk sektor pariwisata. Ribuan vaksin tersebut disediakan setelah lebaran.

Menurut Kenny, vaksinasi ini dalam rangka pemulihan, baik itu dari segi kesehatan maupun ekonomi. Meski telah divaksin, protokol kesehatan dan 5M harus tetap konsisten ditegakkan dengan disiplin sebagai kunci.

"Sehingga harapan kami dari sektor pariwisata, para pekerja pariwisata tahun depan, 2022 itu sudah mulai normal. Karena sekarang ini dalam rangka pemulihan kita memberikan kontribusi percepatan, supaya Covid-19 ini segera menyingkir dari Kota Bandung, Indonesia dan bahkan dunia," tuturnya.

Kenny pun mengimbau para pengelola tempat wisata agar konsisten dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, serta mematuhi aturan yang berlaku di Kota Bandung.

"Jadi tentang kapasitas, itu maksimal 50 persen tidak bisa lebih, kemudian jam operasional juga. Di bulan Ramadan ini untuk kafe dan restoran sampai jam 11 malam. Kemarin saya mendapat laporan dan sempat monitoring masih ada yang sampai jam 1 malam," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya