MenkopUKM Teten Dorong Koperasi Simpan Pinjam Bergerak di Sektor Produksi

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong koperasi simpan pinjam (KSP) melakukan spin off untuk masuk ke sektor produksi dalam memperkuat perekonomian rakyat.

oleh Dionisius Wilibardus diperbarui 23 Mei 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2021, 14:00 WIB
MenkopUKM Teten Masduki bersama robongan, saat meninjau Pintu Air Swalayan (PAS) yang berlokasi di Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, NTT. (Liputan6.com/Dionisius Wilibardus)
MenkopUKM Teten Masduki bersama robongan, saat meninjau Pintu Air Swalayan (PAS) yang berlokasi di Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, NTT. (Liputan6.com/Dionisius Wilibardus)

Liputan6.com, Sikka Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong koperasi simpan pinjam (KSP) melakukan spin off untuk masuk ke sektor produksi dalam memperkuat perekonomian rakyat.

Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) gerakan koperasi terus berkembang. Koperasi simpan pinjam harus bisa masuk ke sektor produksi.

Hal ini disampaikan MenkopUKM Teten Masduki saat meninjau Pintu Air Swalayan (PAS) yang berlokasi di Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, NTT, Kamis (20/5/2020) Ssiang.

“Kami sedang mendorong koperasi-koperasi masuk ke sektor produksi," ungkapnya.

Menurut dia, saat ini koperasi simpan pinjam harus melakukan inovasi diversifikasi jenis usaha. Untuk itu, spin off masuk ke sektor produksi menjadi pilihan.

Menurutnya, koperasi produksi dapat memenuhi kebutuhan anggota dengan membeli produk sendiri serta dapat menciptakan lapangan kerja.

"Sekarang harus masuk ke sektor produksi karena selain memenuhi kebutuhan anggota, tidak harus membeli produk dari luar dan dapat menikmati hasilnya, juga dapat menciptakan lapangan kerja," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Pertanian dan Retail

Ia mengatakan, banyak koperasi-koperasi besar di Indonesia seperti Pintu Air, Obor Mas di Maumere, NTT, dan Swasti Sari di Kupang telah memiliki tabungan yang sangat banyak dan over likuiditas. Bahkan, katanya, ada pembatasan simpanan. Untuk itu, KemenkopUKM mendorong koperasi itu untuk masuk ke sektor produksi.

"Kita masih banyak produksi pangan yang harus diimpor. Mulai dari garam, kedelai, jagung, beras. Jika bisa diperkuat koperasi masuk di sektor produksi, ini akan menjadi kekuatan ekonomi rakyat yg sangat kuat," tegas MenkopUKM.

Sementara itu, Wakil Bupati Sikka Romanus Woga menjelaskan, Kopdit Pintu Air mendukung pemerintah dengan melakukan spin off, dari sebelumnya hanya bergerak sebagai Koperasi Simpan Pinjam, kini telah melebarkan sayap ke Koperasi Sektor Produksi, yaitu dengan membentuk swalayan dan bergerak di sektor pertanian.

"Kita buktikan dengan spin off dari Koperasi Simpan Pinjam ke Sektor Produksi, Koperasi bisa tumbuh besar," katanya.

Romanus Woga yang juga tokoh Koperasi di NTT ini menambahkan, Kopdit Pintu Air kini tengah mengembangkan swalayan dan pertanian dengan menanam cabai dan tomat. Menurutnya, pertanian yang diterapkan adalah dengan memanfaatkan lahan kering dengan sentuhan teknologi yang dapat dikontrol melalui smartphone dan dikenal sebagai Smart Farming.

"Usaha seperti ini untuk kesejahteraan anggota. Memanfaatkan lahan yang sebelumnya tumbuh rumput menjadi lahan pertanian dengan sentuhan teknologi seperti yang dikembangkan di negara negara maju,” tambahnya.

Pantauan media Liputan6.com, hadir dalam acara tersebut Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi, Wakil Bupati Sikka Romanus Woga, dan Ketua Kopdit Pintu Air Yacobus Jano.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya