Liputan6.com, NTT - Upaya mempromosikan Labuan Bajo sebagai kawasan wisata super premium di panggung nasional hingga internasional terus dilakukan. Apalagi minat wisatawan berkunjung di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus meningkat.
Untuk itu, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) meluncurkan Travel Pattern (Peta Perjalanan) 30 desa wisata tematik yang tersebar di Flores, Alor, Manggarai, Lembata, dan Cagar Biosfer Komodo, NTT.
Advertisement
Baca Juga
“Peluncuran Travel Pattern 30 desa wisata tematik bertujuan untuk menjaring lebih banyak peluang dan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara,” ungkap Direktur Utama (Dirut) BPOLBF Shana Fatina, kepada Liputan6.com, Senin (21/6/2021).
Shana mengatakan, konsep desa wisata tematik merupakan hasil inovasi BPOLBF untuk desa-desa yang dibangun berdasarkan tema yang menjadi ikon setempat. Misalnya, kampung tradisional Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Wae Rebo terkenal sebagai kampung di atas awan karena terletak di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut.
“Pada hari Sabtu 12 Juni 2021 kemarin BPOLBF menghadiri kegiatan Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) ke-7 di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua, Provinsi Bali dalam pameran yang bertemakan “Exploring Sustainable & Wellness Tourism,”tersebut dibuka secara resmi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno,” ujarnya.
Sebanyak 125 buyer produk pariwisata dalam negeri, lima seller BPOLBF, dan 60 buyer asing dari 20 negara berpartisipasi pada kegiatan tahunan itu.
“BPOLBF terus berinovasi untuk mengangkat berbagai potensi dan keunggulan destinasi pariwisata berdasarkan pola pendekatan berkelanjutan yang mengedepankan aspek-aspek ekonomi, ekologi, dan sosial budaya,” sebutnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, NTT selain dikaruniai keindahan panorama alam yang menakjubkan, juga kekayaan budaya dan tradisi yang sampai kini masih dipertahankan keasliannya oleh masyarakat setempat.
“Potensi destinasi pariwisata berkelanjutan NTT mendapat perhatian khusus dari para buyer internasional dan domestik. Kami akan terus menarik wisatawan untuk berkunjung dan tinggal lebih lama di NTT,” jelas Shana.
Simak Juga Video Pilihan Berikut:
Labuan Bajo sebagai Pusat
Direktur Pemasaran BPOLBF, Raisa Lestari Niloperbowo mengatakan, sebanyak 5 seller Labuan Bajo berpartisipasi pada BBTF 2021. Kelima seller itu, di antaranya Cari Organizer, PT Getrudis, PT Intimesea, PT Komodo Panorama Indah, dan PT Gong Komodo Tour.
“BBTF 2021 menjadi momentum terbaik untuk mengukuhkan Labuan Bajo-Flores sebagai elemen potensial bagi kebangkitan perekonomian nasional melalui sektor pariwisata. BBTF 2021 menjadi tolok ukur kegiatan maupun tujuan perjalanan dan pariwisata di Indonesia,” kata Raisa.
Menurut Raisa, BBTF 2021 menciptakan peluang bisnis dalam sektor pariwisata, juga mempertemukan secara langsung para seller dan buyer sehingga terjadi interaksi positif terkait langkah-langkah konkret untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia.
“BBTF 2021 difokuskan pada pasar Indonesia dan Asia Pasifik yang melibatkan berbagai Biro Perjalanan (TA/TO) di Bali dan daerah lainnya dalam wadah forum business to business,” ujarnya.
Menurut Raisa, Labuan Bajo dengan ikon komodo, sampai hari ini tetap menjadi brand utama pariwisata Labuan Bajo, yang sekaligus menjadi titik penyebaran wisatawan ke berbagai destinasi wisata di Flores dan sekitarnya. Selama masa pandemi, lanjutnya, BPOLBF menawarkan beragam produk wisata dan destinasi dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
“Kami terus berinovasi untuk memajukan industri pariwisata, baik melalui sesi bisnis maupun promosi. Kami berharap pergerakan wisatawan makin optimal dalam melakukan perjalanan,” kata Raisa.
Advertisement