Liputan6.com, Bandung - Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mengguyur wilayah Kota Bandung dan sekitarnya beberapa hari belakangan meski pada Juni ini sudah masuk musim kemarau.
Baca Juga
Advertisement
Peneliti Cuaca dan Iklim Badan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jawa Barat Iid Mujtahiddin menuturkan, penyebab hujan yang turun di musim kemarau ini karena faktor regional.
"Memang pada tahun ini periode musim kemarau di wilayah Bandung raya yang diprediksi secara umum bulan Mei-Juni masih disertai adanya pembentukan awan-awan hujan. Salah satunya dari faktor regional, kecenderungan suhu permukaan laut di sekitar perairan Jawa Barat yang relatif hangat sehingga berpotensi terhadap pembentukan awan-awan hujan," kata Iid dalam keterangannya, Rabu (23/6/2021).
Iid menyebutkan, penyebab lain prediksi kelembaban di ketinggian menengah cenderung basah dan ini menyebabkan masih ada potensi hujan.
"Sehingga kondisi cuaca akan terasa sedikit dingin dengan adanya potensi yang terjadi," ucapnya.
Adapun saat ini terpantau suhu udara minimum absolut di Kota Bandung berdasarkan pantauan alat pengukur suhu udara di Stasiun Geofisika Bandung dalam kurun waktu 5 hari terakhir adalah 18,2 derajat Celsius. Namun, kondisi tersebut masih relatif normal.
"Karakteristik suhu udara selama periode musim kemarau relatif lebih dingin dibandingkan pada periode musim hujan. Karena dipengaruhi oleh kondisi suhu di wilayah Benua Australia yang mengalami musim dingin," kata Iid.Â
Dia menambahkan, pada 27-28 Juni 2021 diprediksi suhu udara sedikit ada penurunan di wilayah Australia bagian utara.
Selain itu, Iid menuturkan, terdapat perbedaan kondisi cuaca di setiap wilayah dengan karakteristiknya masing masing.
"Pengaruh global sama, tapi pengaruh iklim lokal juga memengaruhi kondisi cuaca suatu daerah. Misalnya, topografi dan tutupan lahan," ujar Iid.