Embah Gandring, Penjual Jamu Legendaris di Yogyakarta

Embah Gandring adalah penjual jamu keliling di Yogyakarta yang membawa dagagannya dengan dipikul.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 23 Jul 2021, 01:00 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2021, 01:00 WIB
Jamu
Ilustrasi jamu. (Foto: pixabay)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pada 1970-an, masyarakat di Yogyakarta pernah akrab dengan nama Embah Gandring. Apalagi ibu-ibu di Yogyakarta yang memiliki anak yang susah makan.

Embah Gandring adalah penjual jamu keliling di Yogyakarta yang membawa dagagannya dengan dipikul. Harga jamu Embah Gandring kala itu Rp2,5 untuk 20 biji jamu gandring. Jamu gandring menyerupai permen yang berbentuk seperti kelereng, yang terbuat dari jahe, tepung, kayu manis, dan cengkih.

Dengan nada rendah yang lantang Si Mbah akan berteriak, "Jaa....muu...ja..muuuu...jamuu..nee...jamu... gandringggg..." Sembari memikul jamu dagangannya, Embah Gandring juga membawa semacam wayang di kedua sisi bahunya.

Konon, suara yang dihasilkan itu cukup menyeramkan. Suara yang menyeramkan ini kerap digunakan ibu-ibu zaman dulu untuk menakut-nakuti anaknya yang tidak mau makan atau patuh saat diminta melakukan sesuatu.

Saat ini, cerita Embah Gandring sudah menjadi legenda. Keberadaan jamu gandring di Yogyakarta sekarang sudah tidak ada karena satu-satunya orang yang menjual jamu ini sudah meninggal dunia.

 

Penulis: Tifani

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya