Kisah Pilu 3 Bocah Kakak Beradik Jadi Yatim Piatu Karena Ayah Ibu Meninggal Covid-19

Mereka kini jadi yatim piatu karena kedua orangtuanya meninggal terpapar Covid-19

oleh Felek Wahyu diperbarui 31 Jul 2021, 02:30 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2021, 02:30 WIB
Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan saat bertemu dengan tiga bocah yang jadi yatim piatu karena Covid-19. (Foto: Liputan6.com/ Humas Polda Jateng)
Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan saat bertemu dengan tiga bocah yang jadi yatim piatu karena Covid-19. (Foto: Liputan6.com/ Humas Polda Jateng)

Liputan6.com, Sukoharjo - Kesedihan mendalam dialami oleh tiga bocah kakak beradik di Sukoharjo. Mereka kini jadi yatim piatu karena kedua orangtuanya meninggal terpapar Covid-19.

Dan kisah pilu itu bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya Ashar Al Gifari Putra Setiawan, jadi yatim piatu setelah kehilangan kedua orangtua dan kakeknya yang meninggal karena Covid-19.

Tiga bocah tersebut tinggal di Kampung Rowogatel, Kelurahan Begajah, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo bersama kedua orangtuanya, yakni Sulistyanto (42) dan Sri Wahyuni (42), yang kemudian meninggal karena Covid-19.

Mereka adalah, Fahresa Fadhil Girinra (14), Natla Shifa Nathana (12), dan Hilya Adzkiana Devi (4). Kedua orangtuanya tak tertolong saat terpapar Covid-19.

Kisah kakak beradik ini mengundang keprihatinan dan empati Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan. Bersama jajarannya, Kapolres Sukoharjo mengunjungi rumah tempat ketiga anak tersebut. Kapolres juga membawa buah tangan untuk menghibur ketiganya.

Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho, mengatakan, ia sangat prihatin mendengar ada bocah di Sukoharjo jadi yatim piatu karena Covid-19.

"Kami atas nama pribadi dan instansi mengucapkan turut berbela sungkawa atas meninggalnya almarhum, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan,” kata Kapolres, Jumat (30/7/21).

Kapolres juga menyampaikan kepada perwakilan pihak keluarga, apabila nanti memerlukan bantuan, pihaknya siap dan meminta untuk tidak segan-segan menjalin komunikasi dengan jajarannya. Setidaknya melalui Bhabinkamtibmas yang ada di wilayah ini.

“Saya sebagai Kapolres, sangat berharap bisa bekerja sama dengan berbagai pihak dalam mengatasi pandemi saat ini," katanya.

"Kami berupaya maksimal, untuk menekan penyebaran virus di wilayah ini, dan kami masih terus bergerak dalam melakukan pencegahan dan penyekatan di beberapa titik,” ucapnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Upaya Menekan Kasus Covid-19

Wahyu menjelaskan, dalam upaya pencegahan dan penyekatan yang dimaksud kapolres, tidak hanya menekan mobilitas masyarakat di jalan, namun juga di pasar dengan mengatur alur keluar masuk melalui satu pintu dengan menerapkan prokes ketat.

“Meskipun demikian masih saja ada masyarakat yang masih kurang percaya dengan adanya Covid-19 ini," tambahnya.

"Namun, kami akan tetap berupaya dan bersinergi dengan aparat terkait, khususnya dari TNI serta Dinas Kesehatan dan pemerintah daerah, untuk memberikan pengertian bahaya dan dampak dari Covid 19 ini,” ungkap Wahyu.

Selain itu juga, Kapolres juga memberikan bansos kepada seorang bocah yatim piatu bernama Azhar Al Gifari Putra Setyawan (8) yang kedua orang tuanya juga meninggal terpapar Covid 19.

Saat ini, Azhar Al Gifari Putra Setyawan menjadi anak asuh Polres Sukoharjo.

Kegiatan pemberian bansos bagi kakak beradik yang kini menjadi anak yatim piatu ini, akibat kedua orangtua mereka meninggal terpapar Covid-19, dan menjadi bentuk simpati dan perhatian dari Kapolres Sukoharjo.

Terpisah, perwakilan dari keluarga tiga anak yatim piatu tersebut, Harjiman menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kapolres Sukoharjo dan jajarannya, yang telah memberikan bantuan kepada ketiganya.

“Atas nama keluarga, terima kasih, atas perhatian dan kepedulian Kapolres Sukoharjo,” kata Harjiman.

Dia juga berharap, agar nanti bisa dibantu oleh pihak terkait dengan diberi dispensasi dalam kepengurusan hak ahli waris dalam mengurus surat-suratnya.

“Saya sangat kahwatir nantinya di sekolah terganggu psikologisnya, saya juga minta tolong gurunya ikut membantu psikologis agar mereka tidak merasa dikucilkan temannya,” Harjiman berharap.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya