Kronologi Puluhan Santri Garut Keracunan Usai Santap Makanan Pengajian

Awalnya mereka biasa saja, namun beberapa jam kemudian, mulai merasakan mual, muntah, pusing hingga diare.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 01 Sep 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2021, 08:00 WIB
Salahs atu santri korban keracunan massal di salah satu pesantren di Garut, Jawa Barat tengah mendapatkan kunjungan orang tuanya.
Salahs atu santri korban keracunan massal di salah satu pesantren di Garut, Jawa Barat tengah mendapatkan kunjungan orang tuanya. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Puluhan santri satu pondok pesantren di Kecamatan Kersamanah, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengalami keracunan massal usai menikmati santapan nasi bungkus yang dibagikan setelah pengajian.

"Rata-rata gejalanya mulai terasa sekitar pukul 14.00, kemudian 15.00 dan puncaknya pada pukul 18.00 WIB, " ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surachman, kemarin.

Menurutnya, kejadian keracunan tersebut berlangsung setelah para santri menyantap konsumsi yang dibagikan panitia pengajian sekitar pukul 11.00 siang. Awalnya mereka biasa saja, namun hingga beberapa jam kemudian, mulai merasakan mual, muntah, pusing hingga diare.

“Karena tak tertampung di Puskesmas Sukamerang, terpaksa sebagian pasien dugaan keracunan dirujuk ke dua puskesmas lainnya terdekat,” kata dia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak juga video pilihan berikut ini:


Kejadian Luar Biasa

Semula jumlah santri yang menikmati sajian nasi bungkus itu berjumlah 300 orang, namun sekitar 62 orang di antaranya mengalami keracunan. Mereka langsung dilarikan ke Puskesmas Sukamerang, Kecamatan Kersamanah Garut, Puskesmas Limbangan dan Puskesmas Cibatu.

Saat ini seluruh santri korban keracunan massal sudah mulai membaik, bahkan di antaranya sudah diperbolehkan pulang. Asep menyatakan kejadian itu termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB).

“Kami sudah mengambil sample makanan untuk dilakukan pemeriksaan,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya