Liputan6.com, Pekanbaru - Anggota DPRD Pekanbaru, Ida Yulita Susanti, melaporkan dugaan penganiayaan terhadap dirinya dan sang anak ke Polresta Pekanbaru. Penyidikan sudah meminta keterangan perempuan yang akrab disapa Ida itu dan anaknya serta sudah memperoleh hasil visum.
Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Komisaris Juper Lumban Toruan SIK mengatakan, dugaan penganiayaan oleh sejumlah orang di Jalan Arifin Ahmad itu terjadi pada Rabu malam, 1 September 2021.
Advertisement
Baca Juga
Dalam penganiayaan ini, polisi menjadikan mobil Ida sebagai barang bukti. Di mobil itu ada sejumlah kerusakan, seperti kaca pecah dan bagian kap yang terkena sabetan benda tajam.
"Juga sudah diminta keterangan suami dan pembantu korban," kata Juper, Jumat siang, 3 September 2021.
Sementara dari hasil visum, korban ada luka benda tumpul dan bengkak di bagian tangan. Kemudian anaknya luka di leher karena benda tajam serta lebam di dada kiri.
"Visum dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau," ucap Juper.
Simak video pilihan berikut ini:
Berawal dari Genangan Air
Juper menerangkan, kejadian di Jalan Arifin Ahmad itu bermula saat ada genangan air akibat hujan deras. Kala itu, anak politikus Partai Golkar itu mengambil jalan di tengah untuk menghindari air, di mana ada mobil dari arah berlawanan ingin lewat di tengah juga.
Anak Ida dan pengendara ini tak mau mengalah sehingga terjadi pertengkaran lalu ditenangkan warga sekitar. Anak korban kemudian tancap gas mengarungi genangan air sehingga percikan air mengenai rumah warga di pinggir jalan.
Hal ini membuat pemuda setempat berang lalu mengejar mobil anak Ida. Mobil tadi sempat dipukul hingga akhirnya anak Ida mendapat pukulan dari beberapa pemuda tadi.
Kejadian ini dilaporkan anak tadi ke ibunya, Ida. Anggota DPRD ini lalu datang ke rumah warga yang terkena cipratan air. Ternyata di sana masih ada sejumlah pemuda tadi sehingga spontan menyerang Ida dan anaknya memakai benda tajam serta tumpul.
"Korban dan keluarganya lari ke salah satu kafe, mereka dibantu warga lain sehingga sejumlah pemuda tadi pergi," jelas Juper.
Advertisement
Pengakuan Warga
Sementara itu, pernyataan berbeda diungkapkan warga di lokasi itu. Ketua RT setempat, Gusri menyebut Ida datang ke rumah warga sambil marah-marah.
Gusri menjelaskan, kejadian bermula saat terjadi kemacetan di jalan. Kemudian ada mobil yang diduga dikendarai anak Ida berpapasan dengan mobil yang dikendarai ibu-ibu.
Pemuda yang mengatur jalan karena macet meminta anak Ida untuk mundur sedikit. Ini dilakukan agar mobil ibu-ibu tadi bisa lewat duluan karena kendaraannya sulit mundur.
"Namun, anak ibu Ida tidak mau mengalah, akhirnya si ibu tadi mengalah mundur dengan dipandu pemuda," jelas Gusri.
Setelah itu, anak Ida ternyata malah melaju kencang dan menyerempet seorang ibu dan pemuda yang mengendarai sepeda motor hingga terjatuh.
"Makanya dikejar warga sehingga terjadi pertengkaran, ada warga lain melerai sehingga anak ibu Ida bisa meninggalkan lokasi," terang Gusri.
Tidak Ada Pemukulan
Sementara itu, warga bernama Muhammad Haris menuturkan dirinya ikut mendamaikan anak Ida dan para pemuda. Tapi setelah semua masalah sudah selesai, Ida malah datang bersama keluarganya kembali ke lokasi kejadian.
"Sekitar jam 18.45 WIB, datang rombongan, ada pakai motor, ada pakai mobil, sekitar tiga mobil, ada seorang bapak-bapak mengambil kunci roda di dalam mobilnya," jelas Haris.
Rombongan Ida ini, kata Haris, menyerang warga di lokasi dan menghantam pintu rumah yang terkena cipratan air tadi. Ida mengamuk sambil menyebut anaknya telah dipukuli dan dikeroyok.
"Padahal sebenarnya tidak ada, saya di lokasi kejadian, saya yang mendamaikan mereka," ulas Haris.
Haris menyatakan tidak ada pembacokan dan penyerangan yang dilakukan oleh warga setempat kepada keluarga Ida. Haris menyebut kabar pembacokan itu adalah bohong.
Haris memastikan tidak ada kontak fisik di lokasi karena dirinya meminta warga tenang dan menyarankan Ida sekeluarga masuk ke mobil karena orang semakin ramai saat itu.
"Di mata saya tidak ada terjadi kontak fisik, karena kejadian pas macet saya mau menyelamatkan (Ida dan keluarga)," tegas Haris.
Advertisement