Selain di Bandung, Ganjil Genap Juga Diberlakukan di Puncak Bogor

Untuk Puncak Bogor, Polda Jabar mulai Jumat, 3 September 2021, sudah memberlakukan penerapan ganjil genap selama tiga hari ke depan. Ganjil genap juga diberlakukan di Kota Bandung.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 04 Sep 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2021, 07:00 WIB
Ganjil genap di jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (3/9/2021).
Ganjil genap di jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (3/9/2021). (Liputan6.com/ Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, kawasan Puncak Bogor dan Dipatiukur Kota Bandung akan menjadi fokus pengawasan dengan melibatkan TNI, Polri, serta Satpol PP. Hal ini dilakukan mengingat kedua daerah tersebut terindikasi adanya kerumunan akibat euforia warga yang berpotensi terhadap peningkatan kasus Covid-19.

"Jadi memang terindikasi ada euforia, terpantau dua kawasan Puncak dan Dipatiukur," katanya dalam jumpa pers virtual, Jumat (3/9/2021).

Untuk Puncak Bogor, Polda Jabar mulai Jumat, 3 September 2021, sudah memberlakukan penerapan ganjil genap selama tiga hari ke depan. Ganjil genap juga diberlakukan di Kota Bandung tepatnya di semua pintu masuk tol kepada kendaraan di luar pelat D.

"Antisipasi kita akan lakukan ganjil, genap oleh Polda Jabar mulai hari ini sampai minggu, kemudian di Bandung Raya untuk tamu-tamu yang pelatnya bukan letter D itu dilakukan juga ganjil genap," ujar pria yang akrab disapa Emil itu.

Selain itu, Emil mengatakan petugas juga akan melakukan razia restoran maupun kafe di kawasan Dipatiukur. Dari laporan yang dia terima, banyak restoran yang tidak memenuhi pembatasan kapasitas pengunjung sehingga melebihi kapasitas yang sudah ditentukam.

"Akan dilakukan razia-razia untuk restoran-restoran dan kafe yang tidak memenuhi pembatasan kapasitas sehingga menimbulkan full capacity," katanya.

Kawasan Puncak Bogor dan Dipatiukur Bandung sebelumnya sempat menjadi perhatian publik karena ada kerumunan warga di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi. 

Warga dianggap euforia karena merasa pandemi sudah terkendali karena banyak kab/kota level PPKM-nya turun menjadi lebih baik dan BOR rumah sakit yang saat ini ada posisi belasan persen. Padahal angka kematian nasional akibat Covid-19 masih di atas angka global bahkan bertahan sejak setahun lalu.  

Gubernur berkali-kali meminta warga tetap waspada menjalankan protokol kesehatan. Para aparat keamanan di kabupaten/kota pun diminta menggelar operasi prokes di titik- titik rawan. "(Euforia) tentu tidak kita harapkan karena kita sedang berproses," ujarnya.

 

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya