Liputan6.com, Banyumas - Warga di lingkungan RW 05 Kelurahan Karangklesem, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melakukan aksi sosial dengan mengumpulkan jelantah untuk dijual ke pengepul dan hasilnya digunakan untuk membantu keluarga yang terkena COVID-19.
"Kegiatan untuk membantu warga yang terkena COVID-19 ini dilaksanakan sejak bulan April 2020. Awalnya masih menggandeng donatur namun sejak akhir bulan Mei 2020, kami menggunakan model sedekah jelantah dan rongsok," kata Ketua RW 05 Sidiq Fathoni di Kelurahan Karangklesem, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Ia mengatakan kegiatan tersebut berawal dari keinginannya untuk mengubah kebiasaan masyarakat yang sering kali membuang jelantah atau minyak goreng bekas pakai itu ke selokan atau pekarangan rumah.
Advertisement
Selain itu, dia juga berpikir tentang bagaimana caranya masyarakat bisa mendapatkan tambahan penghasilan saat pandemi tanpa harus memberatkan mereka untuk membantu keluarga terken Covid-19.
Baca Juga
"Kami pun beli botol ukuran 1,5 liter pada tukang rongsok. Stikernya kami buang, kami ganti dengan stiker Sedekah Jelantah agar ketika diletakkan di dapur, ada nilai lebih," katanya.
Menurut dia, botol dan karung tersebut selanjutnya dibagikan kepada warga untuk menampung jelantah yang selanjutnya akan disetorkan ke pengurus Sedekah Jelantah dan Rongsok.
Selain botol, kata dia, pihaknya juga membagikan karung yang telah disablon dengan tulisan Sedekah Rongsok kepada masyarakat guna menampung barang-barang bekas pakai untuk membantu keluarga terkena Covid-19.
"Awalnya, hanya tiga sampai empat jeriken per bulan, masing-masing berkapasitas 18 liter. Namun belakangan bisa mencapai tujuh hingga delapan jeriken per bulan karena warga di luar lingkungan RW 05 juga ikut berpartisipasi," katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bahan Biodiesel
Lebih lanjut, Fathoni mengatakan jelantah yang telah terkumpul tersebut selanjutnya dijual ke pengepul di Klaten dengan harga Rp100.000 per jeriken untuk diolah menjadi biodiesel pada salah satu industri di Surabaya.
Menurut dia, uang hasil penjualan jelantah tersebut digabungkan dengan uang hasil penjualan rongsok maupun kegiatan lainnya dan selanjutnya digunakan untuk membantu warga yang terkena COVID-19.
"Selain melalui Sedekah Jelantah, kami ada sumber dana lain, yakni Sedekah Rongsok, Sedekah Kotak dengan menempatkan kotak amal di warung-warung warga RW 05, Sedekah Insidental, dan Sedekah Rutin. Tapi penopang terbesar saat ini adalah Sedekah Jelantah dan Sedekah Rongsok," katanya.
Ia mengatakan hingga saat ini, ada sekitar 35 warga RW 05 Kelurahan Karangklesem yang terkena COVID-19 dan mereka telah mendapatkan bantuan dari hasil penjualan jelantah maupun rongsok tersebut.
"Saya pastikan semua warga RW 05 yang terkena COVID-19 mendapat bantuan yang nilainya sama persis dengan Jaring Pengaman Sosial Kabupaten Banyumas sebesar Rp200 ribu per orang," katanya.
Salah seorang warga RW 05 Kelurahan Karangklesem, Amsiyati mengaku senang dengan adanya kegiatan Sedekah Jelantah, sehingga dia tidak direpotkan dengan keberadaan minyak goreng bekas pakai itu.
"Dengan disetorkan untuk Sedekah Jelantah, selain tidak mengotori lingkungan, juga dapat membantu warga yang terkena COVID-19," katanya.
Advertisement