Liputan6.com, Padang - Matahari belum terlalu lama tergelincir ke barat, cukup terik jika melihat ke atas langit biru tanpa awan. Sementara, dua pria asyik berbincang di bawah pohon jambu hingga akhirnya menyadari kedatangan awak Liputan6.com yang sedikit ngos-ngosan, setelah melewati jalan menanjak beberapa puluh meter dari lokasi parkir.
Saya dan dua pria itu saling berjabat tangan, di Puncak Bukit Gado-Gado Kota Padang, Sumatera Barat cuaca bagus sekali dan angin cukup kencang. Mereka tersenyum sambil berkata "waktu yang tepat untuk terbang".
Advertisement
Ya, kami akan menjajal olahraga udara paralayang. Dua pria itu adalah pilot dan saya penumpang dari salah satu dari dua pria beda usia itu. Setelah berbincang sejenak, kami kemudian melakukan persiapan.
Advertisement
Sebagai penumpang, tentu saya harus patuh dan taat atas arahan yang disampaikan. Seperti apa yang harus dilakukan saat take off, misalnya.
Waktunya take off, setelah melakukan persiapan dan memastikan keamanan untuk terbang. Aba-aba dari run crew serta pilot saya dengarkan baik-baik.
"Okay, ready? Go," ucap pilot yang akan membawa saya terbang di langit Kota Padang, Babe Seno.
Baca Juga
Saya berlari hingga telapak kaki tak lagi berada di daratan. Rasanya campur aduk, cemas karena ini pertama kalinya mencoba paralayang.
Tapi kecemasan saya ternyata hanya sebentar, di depan sana ada yang lebih menarik perhatian. Lautan biru yang amat luas dan pepohonan rimbun tepat di bawah kaki.
Tidak ada kata-kata yang pas untuk menerjemahkan keindahan pemandangan siang itu. Beberapa saat di atas, Babe Seno mengingatkan agar enjoy dan bernafas dengan baik agar tidak mual.
Samudra Hindia di depan saya begitu mempesona, tepat di pinggirnya Pantai Air Manis terlihat kecil sekali, berpadu dengan hijau Bukit Gado-Gado menjadi panorama alam nan memukau.
Sesekali saya berteriak meluapkan kegembiraan, sambil merekan video menggunakan kamera yang sudah disiapkan. Sementara Babe Seno di belakang saya tersenyum dan sesekali melakukan manuver ringan menambah adrenalin.
"Jangan lupa selfie untuk kenang-kenangan," kata sang pilot sambil tertawa.
Setelah berputar di udara Kota Padang sekitar 17 menit, waktunya untuk mendarat. Ada dua lokasi untuk mendarat, yang pertama di tempat yang sama dengan take off yakni Puncak Bukit Gado-Gado, dan yang kedua di Pantai Air Manis.
Babe Seno memilih untuk mendarat di Puncak Gado-Gado karena posisi kami masih tinggi. Pendaratan mulus sekali, seperti burung ketika hinggap di dahan, seperti itu pula saya ketika mendarat.
Â
Â
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Geliat Wisata di Puncak Gado-Gado Sejak Pandemi
Setelah mendarat dan istirahat sejenak, saya masih ada waktu berbincang dengan Babe Seno. Ia adalah pilot parayalang dan juga instruktur olahraga ekstrem itu di Padang.
Pengalamannya puluhan tahun tak bisa dianggap remeh, ia adalah salah seorang pelatih bagi pilot-pilot paralayang lainnya yang tertarik dengan olahraga itu.
Bahkan, laki-laki paruh baya tersebut jugalah yang merintis aktivitas paralayang di Puncak Bukit Gado-Gado. Babe Seno dulunya juga seorang atlet terjun payung.
Berada di udara sudah menjadi bagian hidup Babe Seno. Hingga kini ketika rambutnya sudah mulai memutih, ia tetap gagah mengendalikan paralayang di ketinggian sekian ratus meter di atas permukaan laut.
"Pemandangan Bukit Gado-Gado ini indah sekali, sebelum pandemi tamunya mancanegara," ujarnya.
Ia menyebut lokasi paralayang di Bukit Gado-Gado sangat bagus, kemudian juga bisa terbang lama karena cuaca dan angin yang konstan.
"Saya pernah terbang solo selama empat jam, take off setelah Zuhur, baru mendarat pada sore hari," sebutnya.
Terkait geliat olahraga paralayang selama pandemi Covid-19, tak dipungkirinya banyak perbedaan. Sebelum pandemi, tamu yang datang untuk ikut terbang itu bahkan dari mancanegara.
Namun sekarang, karena ada pembatasan baik di dalam maupun luar negeri, berdampak pada kunjungan wisatawan. Tetapi hal itu tidak menjadi masalah, ia dan komunitasnya tetap melakukan latihan dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Pilot paralayang lainnya, Randi Irwahyudi mengatakan olahraga ini sangat asik untuk dijajal bagi siapa saja yang suka memacu adrenalin.
"Pemandangan di atas mengangumkan, siapa pun bisa mencobanya tentu tandem dengan pilot yang sudah punya izin atau lisensi," jelasnya.
Bagi Anda yang tertarik mencoba olahraga paralayang, silahkan datang langsung ke Bukit Gado-Gado. Di sana setiap harinya ada pilot yang siap membawa Anda terbang di udara Kota Padang.
Â
Advertisement