Jaga Hak Warga Binaan, Rutan Wonogiri Sabet Predikat Terbaik Nasional

Rumah Tahanan Negara (rutan) Wonogiri mempunyai cara unik demi memberikan pelayan terbaik untuk para warga binaannya.

oleh Dewi Divianta diperbarui 09 Des 2021, 09:05 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2021, 12:00 WIB
Karutan Wonogiri, Daniel Kristianto
Karutan Wonogiri, Daniel Kristianto (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Solo - Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Wonogiri banyak melakukan terobosan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya warga binaannya. Betapa tidak, meski dalam situasi pandemi Covid-19 Rutan Wonogiri menyediakan waktu jam besuk melalui layanan 'video call'. Tentunya, hal itu memudahkan warga binaan dan keluarganya yang belum bisa bertemu sejak Pandemi Covid-19. 

"Selama pandemi warga binaan (Rutan Wonogiri) dan keluarganya kita siapkan waktu besuk dengan video call. Selain bisa mengurangi kerinduan kepada keluarganya hal itu juga untuk menerapkan prokes di Rutan Wonogiri," kata Kepala Rutan Kelas II B Wonogiri, Daniel Kristianto kepada Liputan6.com di kantornya, Kamis(14/10/2021).

Daniel mengatakan banyak inovasi yang dilakukan pihaknya. Birokrasi di Rutan Wonogiri kini mempermudah pelayanan, khususnya di birokrasi warga binaan yang ingin mengurus berkas.

"Ketika ada warga binaan yang akan mendapatkan remisi, sekarang prosesnya mudah dan cepat tinggal keluarga warga binaan yang bersangkutan mengirim WA (WhatsApp) ke admin kami sesuai nomor layanan, lantas diberikan formulir untuk diisi dan bisa langsung dilayani," ujar dia.

Ia menyebut, menggunakan sistem IT yang mumpuni, Rutan Wonogiri bisa membantu warga binaan. "Dari segi waktu saja tentu sangat membantu. Keluarga warga binaan kami tidak harus repot bolak-balik. Semua cukup dilakukan melalui HP, jika ada keluarganya yang rumahnya jauh di ujung perbatasan Wonogiri kan kasihan harus bolak-balik. Jadi, kita mudahkan semua hanya dengan diurus melalui aplikasi," imbuh Daniel. 

Rutan Terbaik Tingkat Nasional

Karutan Wonogiri, Daniel Kristianto
Karutan Wonogiri, Daniel Kristianto (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Menurutnya, siapa pun berhak mendapatkan pelayan terbaik termasuk warga binaan sekalipun. Maka, ia melanjutkan semua kebutuhan dari warga binaan akan menjadi prioritas yang harus diperhatikan.

"Hak warga binaan jangan sampai terabaikan itu fokus kami di sini. Warga binaan yang patuh dan menunjukkan hal baik dan sudah melakukan perubahan. Ada sistem reward and punishment," tutur dia.

Daniel menambahkan terobosan yang dilakukan pihaknya ini tidak sia-sia. Pada 2019, rutan ini mendapat predikat wilayah bebas dari korupsi (WBK). 

Tak hanya itu, Rutan Wonogiri terpilih menjadi rutan terbaik kedua tingkat nasional 2021 ini. Penghargaan itu menjadi kado indah dalam rangkaian peringatan Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-57 tahun 2021 lalu.

Dirinya berharap Rutan Kelas IIB Wonogiri dapat meraih predikat wilayah birokasi bersih dan melayani (WBBM).

"Pada 2021 ini kami membangun zona integritas di Rutan Wonogiri. Zona integritas dibangun atas komitmen bersama antara pimpinan dan personel rutan," ujarnya.

Untuk diketahui, pembangunan zona integritas memiliki beberapa poin penting. Pertama, manajemen perubahan terdiri dari pola pikir, budaya kerja yang unggul, dan lainnya. Kedua, penataan tata laksana, kemudian penataan SDM. Keempat merupakan penguatan akuntabilitas kinerja, sementara kelima penguatan pengawasan dan area enam dicapai salah satunya melalui inovasi pelayanan publik.

Dari poin-poin di atas, tujuannya agar tercipta Aparatur Sipil Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Tak hanya itu, ia menambahkan, peningkatan SDM menjadi salah satu hal paling utama dengan dukungan agen perubahan internal. "Muaranya masyarakat terlayani dan puas," katanya.  

Daniel menambahkan, selama pandemi, tidak ada warga binaan di rutan yang ditempati oleh 344 orang ini terkonfirmasi Covid-19. Hal ini karena penerapan prokes secara ketat sehingga meminimalisasi penyebaran virus tersebut.

Di sisi lain, warga binaan Rutan Kelas IIB Wonogiri digembleng aneka keterampilan untuk bekal kembali ke masyarakat. Misalnya, keterampilan membuat aneka kue, kerajinan, dan sebagainya.

"Produk warga binaan laku dijual, sebagian diberikan ke warga binaan juga. Ketika ada keluarga yang berkunjung, uang itu biasanya diberikan ke keluarga. Jadi sekarang bukan lagi keluarga datang membawa uang, tapi keluarga datang diberi uang oleh warga binaan," dia memungkasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya