Mentan Syahrul Yasin Limpo Beberkan 4 Tantangan Terbesar di Sektor Pertanian

Menurut Syahrul, Indonesia perlu mengantisipasi tantangan yang ada dengan berbagai program, inovasi, dan riset serta teknologi.

oleh Panji Prayitno diperbarui 26 Okt 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2021, 19:00 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo Sebut 4 Tantangan Terbesar di Sektor Pertanian
Mentan Syahrul Yasin Limpo mengikuti rangkaian hari pangan dunia yang digelar di Cirebon. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Cirebon - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebutkan sektor pertanian di Indonesia tumbuh dibandingkan sektor lain yang turun akibat pandemi covid-19.

Pada Triwulan ke II tahun 2020 PDB sektor Pertanian Indonesia tumbuh 16,24 persen. Pada triwulan III dan IV, PDB Pertanian tumbuh masing- masing 2,15 persen dan 2,59 persen dan mampu menjadi penyelamat memburuknya resesi ekonomi nasional.

Selain itu, data dari BPS melaporkan potensi produksi padi 2021 capai 55,27 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau mengalami kenaikan 1,14 persen dibandingkan 2020.

Pertumbuhan tersebut, kata dia, karena kegiatan ekspor pertanian sebesar 15,4 persen di tahun 2020 melebihi dibandingkan tahun sebelumnya.

“Dengan adanya peningkatan kegiatan ekspor itu harus menjadi konsolidasi anak bangsa, untuk memperhatikan ketahanan pangan karena sektor pertanian membuka lapangan pekerjaan yang besar," ujar Syahrul saat menghadiri Hari Pangan Sedunia di Desa Jagapura Wetan Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon, Senin (25/10/2021).

Syahrul menegaskan ke depan sektor pertanian dunia diterpa berbagai tantangan. FAO melaporkan ada empat tantangan yang akan dihadapi dunia yakni pangan, energi, air, dan infrastruktur.

Oleh karena itu, Indonesia perlu mengantisipasi tantangan yang ada dengan berbagai program, inovasi dan riset serta teknologi sehingga sektor pertanian terus eksis dan terus menjawab tantangan pangan.

"Hadirkan pertanian dalam pikiran dalam hidup kita. Pertanian itu lapangan kerja. Kita tanamkan untuk generasi muda bahwa bertani itu hebat, menjadi petani itu pasti keren," tuturnya.

Dia menjelaskan, krisis air disebabkan dari pemanasan global. Sementara itu, dalam forum G20 saat ini negara-negara besar sudah meningkatkan kembali sektor pertanian.

Mereka terus melakukan pengembangan teknologi yang ramah lingkungan. Namun demikian, Syahrul optimis Indonesia tetap mampu mempertahankan ketahanan pangan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Pertanian Cirebon

Mentan Syahrul Yasin Limpo Sebut 4 Tantangan Terbesar di Sektor Pertanian
Mentan Syahrul Yasin Limpo mengikuti rangkaian hari pangan dunia yang digelar di Cirebon. Foto (Istimewa)

"Pemerintah daerah harus mengedukasi masyarakat untuk bisa menanam tanaman yang bisa menyimpan cadangan air di pekarangan rumah,” kata Syahrul.

Syahrul mengucapkan terima kasih banyak kepada para petani di tengah adanya pandemi Covid-19.

"Melalui tema Pertanian Meningkat, Pangan Aman di Tengah Pandemik Krisis Global diharapkan mampu terus tumbuh bahkan berkontribusi pada PDB yang sangat kuat,” kata Syahrul.

Wakil Bupati Cirebon, Wahyu Tjiptaningsih menuturkan, komoditas beras di Kabupaten Cirebon selalu mengalami surplus yakni sebesar 90 ribu ton/tahun dan berkontribusi pada swasembada beras nasional.

"Pertanian di Kabupaten Cirebon memiliki andalan komoditi di antaranya beras 90 ribu ton/tahun, mangga 42 ribu ton/tahun dan bawang merah 36 ribu ton/tahun. Bahkan, wilayah kami pun bisa melakukan kegiatan ekspor bawang merah 67 ton ke Singapura," kata dia.

Menurut dia, sektor pertanian di Kabupaten Cirebon, bukan hanya bertanggung jawab sebagai lumbung gabah daerah, bahkan, tingkat nasional.

Oleh karena itu, Ayu menyebutkan sampai hari ini Kabupaten Cirebon sebagai lumbung gabah nasional.

"572 ribu ton gabah giling di 93 ribu hektare jadi daerah kita masih tercatat sebagai lumbung gabah nasional. Hanya saja ada kendala ketersediaan air bagi pertanian terutama tanaman padi," tutup dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya