Petani Milenial Garut Rizal Pahreza Diganjar Satyalencana Kebaktian Sosial dari Presiden Jokowi

Pola Closed Loop mampu merangkul semua pihak melalui model kemitraan agribisnis dari hulu hingga hilir, dengan pengembangan ekosistem yang berbasis digital, mulai teknik budidaya, sistem logistik hingga jaminan pasar dan harga yang bersaing di tingkat off tanker.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 04 Jan 2022, 18:44 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2022, 00:00 WIB
Berangkat dari kepedulian untuk mengangkat petani lokal, Rizal Pahleva, petani milenial Garut, Jawa Barat berhasil meraih penghargaan bergengsi Satyalencana Kebaktian Sosial dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Berangkat dari kepedulian untuk mengangkat petani lokal, Rizal Pahleva, petani milenial Garut, Jawa Barat berhasil meraih penghargaan bergengsi Satyalencana Kebaktian Sosial dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Berangkat dari kepedulian mengangkat petani lokal, Rizal Pahleva, petani milenial Garut, Jawa Barat berhasil meraih penghargaan bergengsi Satyalencana Kebaktian Sosial dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Penghargaan dari presiden ini tidak terlepas support serta dukungan dari Kementerian Sosial RI, termasuk Pemda Garut, dan semua pihak," ujar Rizal selepas mendapatkan penghargaan dari Pemda Garut, Senin (3/1/2022).

Menurutnya, pola pemberdayaan ekonomi yang ia bangun di desa serta beberapa daerah perbatasan di tanah air, sejalan dengan rencana Nawacita pembanguan yang digagas pemerintah.

"BIN, KPK, Kejaksaan sampai dari Polri, mulai Polda, pak Kapolres datang secara langsung survei, intinya lebih ke diskusi kiprah apa yang sudah dijalankan," kata dia menceritakan awal mula pemilihan kategori penghargaan yang diberikan.

Pengalamannya selama menempuh pendidikan di Amerika Serikat dalam pertukaran mahasiswa, kemudian Jepang, dan beberapa negara Asean, mampu mengantarkan petani milenial ini sebagai duta petani muda Asean.

"Saya juga mengabdi di daerah kelahiran saya di Garut dan wilayah perbatasan antar negara seperti Sebatik Nunukan Perbatasan Indonesia dan Malaysia, dan daerah lainnya," kata dia.

Tak pelak dengan segudang capaiannya itu, Rizal berhasil menyabet penghargaan The Asean Young Succes Farmer” di Philipina, termasuk mewakilai Indonesia pada ajang The 2nd Youth Leadhership Program in Agriculture for Belt and Road (South-South Coorporation) di China.

Pengalaman itu, kemudian diterapkan lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu dalam mengembangkan Agro Edu Wisata Eptilu Garut, dengan penerapan pola Closed Loop, untuk membuka peluang petani sekitar dalam meningkatkan kesejahteraan mereka.

"Hasilnya di Cikajang sudah berjalan sukses menyalurkan produk, dan memberikan nilai kesejahteraan bagi petani sekitar," ujar dia.

Dengan pola itu, terjalin sinergitas dan koordinasi semua pihak melalui model kemitraan agribisnis dari hulu hilir dengan pengembangan ekosistem yang berbasis digital, mulai teknik budi daya sistem logistik hingga jaminan pasar dan harga yang bersaing di tingkat off tanker.

"Pola itu memberikan kepastian pembayaran yang baik bagi petani, pola tanam sehingga sistem ekonomi petani ada kepastian dan memberikan keuntungan lebih bagi petani," kata dia.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Diduplikasi Bappenas

Berangkat dari kepedulian untuk mengangkat petani lokal, Rizal Pahleva, petani milenial Garut, Jawa Barat berhasil meraih penghargaan bergengsi Satyalencana Kebaktian Sosial dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Berangkat dari kepedulian untuk mengangkat petani lokal, Rizal Pahleva, petani milenial Garut, Jawa Barat berhasil meraih penghargaan bergengsi Satyalencana Kebaktian Sosial dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).(Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Bahkan, di lokasi Agro Edu Wisata Eptilu saat ini, seluruh pengunjung yang datang dimanjakan pemandangan yang indah. Mereka bisa memetik sendiri buah jeruk yang sudah matang, hingga menjadi area lokasi pengambilan gambar.

Melihat kemudahan yang diberikan, rencananya konsep pengembangan usaha pertanian Closed Loop bakal diduplikasi Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Bank Dunia mulai tahun ini.

"Konsep yang dikembangkan di kami di Garut akan direplikasi di 27 kota kabupaten di Indonesia dan itu sudah direkomendasikan langsung oleh Bappenas," kata dia.

Dengan metode itu, diharapkan mampu menghadirkan pola pendekatan dan koordinasi seluruh stakeholder dalam mencari formulasi terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama petani.

"Kuncinya dari sana dulu, ketika sinergitas dan kolaborasi sudah terjalin apa yang sudah direncakan dapat berasama-sama dijalankan," kata dia.

Dalam kesempatan itu, petani milenial kota intan tersebut menyampaikan terima kasih atas dukungan Dinas Pertanian Garut, Dinas Sosial Garut, Kementerian Pertanian, Kementerian Koordinator Ekonomi, Kadin Hortikultura, serta Bank Indonesia KPW Jawa Barat atas dukuangannya selama ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya