Gundah Pemda Garut Hadapi Persoalan Serius Sampah Plastik

Pemda Garut mengajak warga untuk lebih berperan mengubah sampak plastik menjadi barang produktif.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 13 Jan 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2022, 12:00 WIB
Wabup Garut Helmi Budiman memberikan sambutannya dalam pengelolaan sampah plastik, di lingkungan kalangan pesantren dan lembaga pendidikan di Garut.
Wabup Garut Helmi Budiman memberikan sambutannya dalam pengelolaan sampah plastik, di lingkungan kalangan pesantren dan lembaga pendidikan di Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat gundah dalam persoalan pengelolaan sampah plastik hingga kini. Pemerintah mengajak peran warga mengubah sampah plastik menjadi barang produktif.

“Perlu ada upaya-upaya bagaimana caranya agar sampah-sampah plastik ini bisa didayagunakan,” ujar Wakil Bupati Garut Helmi Budiman,  dalam seminar ‘Kelola Plastik Untuk Bumi Lestari’  di Pesantren Al-Bayyinah, Selasa (11/01/2022).

Menurutnya, manfaat plastik dalam membantu kebutuhan manusia cukup besar, ragam produk sulit lepas dari peran penggunaan plastik, namun kondisi itu sebanding dengan besarnya ancaman bahaya limbah atau sampah plastik bagi alam.

“Kresek (Plastik) juga sama jadi manfaatnya sangat besar, tetapi juga ternyata madarat nya juga cukup besar pula,” kata dia.

Saat ini persoalan sampah terutama plastik, menjadi persoalan bersama yang dihadapi masyarakat dunia, sehingga kerap menjadi momok menakutkan dalam hal menjaga kelestarian alam sekitar.

Untuk itu, berangkat dari persoalan sampah, kalangan pesantren dan sekolah mampu memberikan edukasi pentingnya pengelolaan sampah, terutama limbah plastik menjadi barang yang bermanfaat.

“Kalau ada sampah pungut lah gitu ya, karena ini adalah permasalahan kita bersama, permasalahan yang harus kita pecahkan bersama." tandasnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kesadaran Sejak Dini

Selain itu, kesadaran bersama yang ditanamkan kalangan pesantren dan lembaga pendidikan dalam pengelolaan sampah kepada santri dan siswa didiknya sejak dini, diharpkan menjadi contoh saat mereka kembali ke masyarakat.

Ia mencontohkan kuberhasil Jepang dan Korea Selatan mengelola sampah khususnya plastik, sebab di kedua negara Asia Timur itu sudah menanamkan kepedulian dalam penanganan sampah sejak duduk di bangku sekolah.

“Di sana (Korea dan Jepang) itu sekolah-sekolah wajib mengajarkan tentang hal yang berhubungan (pengelolaan) sampah,” ujar dia.

Ia mengapresiasi upaya ‘Bakti Barito Foundation’ menyelenggarakan kegiatan untuk menanamkan semangat para siswa dalam pengelolaan sampah terutama limbah plastik.

“Jadi saya pernah gagal (pengelolaan sampah), kenapa ? karena anak-anak kita ternyata belum mempunyai kesadaran yang tinggi (terhadap pengelolaan sampah),” ujar dia mengingatkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya