Badut Imut Polisi Bikin Anak Tak Takut Suntik Vaksin Covid-19 di Tasikmalaya

Penggunaan media badut maskot kepolisian, diharapkan mampu menarik antusiasme anak-anak mengikuti program vaksinasi covid-19 di wilayah Tasikmalaya.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 16 Jan 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2022, 09:00 WIB
Kapolres Tasikmalaya AKBP Rimsyahtono berfoto bersama maskot tertib berlalu lintas dengan anak-anak usia 6-11 tahun peserta vaksinasi Covid-19.
Kapolres Tasikmalaya AKBP Rimsyahtono berfoto bersama maskot tertib berlalu lintas dengan anak-anak usia 6-11 tahun peserta vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Tasikmalaya - Untuk menarik minat anak-anak usia 6-11 tahun mengikuti gebyar vaksinasi Covid-19 bagi anak, Polres Tasikmalaya, Jawa Barat sengaja menghadirkan badut maskot tertib berlalu lintas, untuk mencuri perhatian sang anak.

“Kita di Yayasan Al-Mushlihiyyah ini target 200 orang,” ujar Kapolres Tasikmalaya AKBP Rimsyahtono, Jumat (14/1/2022).

Menurutnya, penggunaan media badut maskot kepolisian, diharapkan mampu menarik antusiasme anak-anak mengikuti program vaksinasi covid-19 di wilayah Tasikmalaya. “Kita hadirkan badut ceria agar mereka anak mau dan senang divaksin,” kata dia.

Dengan ragam siasat menarik itu, Rimsyah berharap pelaksaan vaksinasi covid-19 untuk 173 ribu anak-anak usia 6-11 tahun di kota Santri, Tasikmalaya bisa selesai dalam waktu dekat.

“Selain dihibur oleh badut, anak mendapatkan bingkisan dan kartu tanda sudah divaksin,” kata dia.

Selama program vaksinasi anak-anak berlangsung, Polres Tasikmalaya menargetkan vaksin hingga 12.500 dosis vaksin setiap hari. “Alhamdulillah antusias anak dan orang tuanya serta masyarakat sangat bagus di Salawu,” kata dia bangga.

Sementara itu, capaian vaksinasi Covid-19 untuk orang dewasa di kabupaten Tasikmalaya sudah mencapai 77 persen dari target 100 persen, atau batas aman untuk menuju level 1 PPKM yang dihelat pemerintah pusat.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:

Tanpa Paksaan

Kapolres Tasikmalaya AKBP Rimsyahtono berfoto bersama maskot tertib berlalu lintas dengan anak-anak usia 6-11 tahun peserta vaksinasi Covid-19.
Kapolres Tasikmalaya AKBP Rimsyahtono berfoto bersama maskot tertib berlalu lintas dengan anak-anak usia 6-11 tahun peserta vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Orang nomor satu Polres Tasikmalaya itu menyatakan, pelaksanaan vaksinasi anak dilaksanakan secara sukarela tanpa paksaan, yang merupakan ikhtiar pemerintah dalam memberikan perlindungan dan antibodi bagi anak-anak.

“Sebelum divaksin harus ada surat persetujuan dari orang tua anak. Jadi atas dasar persetujuan orang tua. Dan kalau tidak mau di vaksin, tidak dipaksa,” kata dia.

Melihat antusiasme anak-anak dalam mengikuti program vaksinasi covid-19 usia 6-11, dia berharap pelaksaan vaksinasi covid-19 bagi anak selesai tepat waktu. “Mudah-mudahan Senin (17/1) nanti vaksin anak selesai 100 persen,” ujar dia.

Kepala TK Yayasan Al-Mushlihiyyah Epi Tria Muslihah mengaku antusias mengikuti jalannya vaksinasi covid-19 bagi anak-anak. “Tidak ada paksaan terhadap anak dan orang tua. Sesuai persetujuan orang tua, anaknya divaksin,” kata dia.

Kondisi itu berbanding lurus dengan respon apik para orang tua, untuk mengikuti jalannya salah satu program pencegahan penyebaran Covid-19 tersebut.

“Alhamdulillah baik anak maupun orang tua sudah sadar akan pentingnya protokol kesehatan dan vaksin. Melalui edukasi dan pemahaman dari puskesmas, kepolisian dan stakeholder lainnya,” kata dia.

Kasi Data dan Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya sekaligus Plt Kepala Puskesmas Salawu Agus Sukmana menambahkan vaksin merdeka anak ini diberikan sebagai antisipasi menjaga dari munculnya virus baru Omicron. “Masyarakat wajib divaksin," terang dia.

Selain itu, pemberian vaksinasi merdeka bagi anak sebagai persiapan untuk pelaksanaan tahap pembelajaran tatap muka di sekolah.

“Kalau masalah varian baru Omicron, tetap tidak bisa begitu saja dipastikan, karena harus ada pemeriksaan lanjutan di Labkesda Provinsi Jabar,” ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya