Liputan6.com, Makassar - Cerita pilu warga Kabupaten Sinjai yang terpaksa membawa pulang jenazah bayinya dari salah satu rumah sakit di Kabupaten Bone ke Kabupaten Sinjai lantaran tak mampu membayar ongkos ambulans tengah menjadi buah bibir. Foto dan video kejadian pilu itu tersebar di berbagai platform media sosial.
Dari informasi yang diterima Liputan6.com, Asdar, ayah sang bayi, saat itu hanya memiliki uang Rp600 ribu, sementara ongkos sewa ambulans sebesar Rp700 ribu. Ia pun memutuskan pulang membawa jenazah bayinya dengan mengendarai sepeda motor.Â
Advertisement
Baca Juga
Asdar diketahui berangkat meninggalkan RSUD Datu Pancaitana Kabupaten Bone pada Jumat (28/1/2022) pukul 21.00 Wita. Ditemani dinginnya malam, Asdar pun tiba di rumahnya pada pukul 22.30 Wita di Kelurahan Samataring, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai.
Bayi dari pasangan Asdar dan Juliatun Mariani itu sebelumnya dirujuk ke RSUD Datu Pancaitana setelah alat bantu pernapasan yang disebut dengan continuous positive airway pressure (CPAP) semua terpakai di RSUD Sinjai. Bayi malang tersebut membutuhkan alat tersebut lantaran lahir dalam kondisi prematur.
Kepala Bagian Administrasi RSUD Datu Pancaitana, Fahruddin membenarkan ihwal kejadian tersebut. Menurut dia terjadi miskomunikasi antara sopir ambulans dan pihak rumah sakit saat Asdar meminta jasa pengantaran jenazah.Â
"Ini soal komunikasi antara sopir dan pihak manajemen. Seharusnya sopir ambulans tersebut secepatnya menghubungi kami bahwa ada hal seperti ini," saat dikonfirmasi, Selasa (1/2/2022).
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Pemkab Bone, Yusuf Tolo, menyayangkan kejadian itu. Ia mengatakan bahwa hal ini akan menjadi evaluasi manajemen RSUD Datu Pancaitana.
"Kita tentunya sangat menyayangkan kejadian seperti ini, ini menjadi evaluasi diri rumah sakit di bawah naungan Dinas Kesehatan Bone, baik RSUDÂ Tenriawaru dan Datu Pancaitana," kata Yusuf.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Tanggapan Dinkes Pemkab Sinjai
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Sinjai, dr Emmy K Malik mengaku prihatin atas kejadian tersebut. Menurutnya, peristiwa ini seharusnya tidak terjadi.
"Pertama, mewakili Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sinjai, Dinkes turut berbelasungkawa kepada saudara kita yang kehilangan buah hatinya," ujar dia saat dikonfirmasi terpisah.Â
Ia pun berandai jika saja Asdar waktu itu berusaha mengomunikasian apa yang dialaminya kepada pihak Pemkab Sinjai maka kejadian tersebut tidak akan terjadi.Â
"Jika saja saudara Asdar berkomunikasi dengan Pemkab, tidak bakalan ada kejadian seperti ini. Namun, mungkin saudara Asdar kalut, sehingga jalan pintas ditempuhnya, dengan cara mengangkut jenazah anaknya menggunakan motor,"Â terang Emmy.
Â
Advertisement