Liputan6.com, Jakarta - Proses pengukuran hutan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, untuk Proyek Waduk Bener dan pertambangan batu andesit oleh petugas Badan Pertanahan Nasional (BPN), Selasa (8/2/2022), berbuntut ketegangan. Sebenarnya apa itu batu andesit, yang membuat warga Wadas tak rela tanahnya digali?
Dikutip dari laman Geology.com, Rabu (9/2/2022), batu andesit merupakan jenis batuan vulkanik peralihan antara basal dan dasit. Batuan ini biasanya ditemukan di kawasan gunung berapi, di atas batas lempeng konvergen antara lempeng benua dan samudera. Nama Andesit sendiri berasal dari nama Pegunungan 'Andes'.
Batu andesit penuh dengan komposisi mineral. Untuk melihat warna dan komposisi mineralnya, batu andesit harus dipecahkan terlebih dahulu. Jenis batuan ini kaya akan mineral plagioklas feldspar dan amphibole, selain juga mineral kuarsa dan piroksen dalam jumlah kecil.
Advertisement
Batuan andesit umumnya ditemukan di lingkungan subduksi tektonik di wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika Selatan, atau daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi, salah satunya Indonesia.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kegunaan Batu Andesit
Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik, candi dan piramida. Perkakas-perkakas dari zaman prasejarah juga banyak yang menggunakan material batuan andesit, antara lain sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja batu, dan arca.
Di zaman sekarang batu andesit ini masih digunakan sebagai material untuk nisan kuburan orang Tionghoa, cobek, lumpang jamu, cungkup/kap lampu taman dan arca-arca untuk hiasan. Tambang batu andesit banyak ditemukan di perbukitan Jawa Barat, tak heran jika di Cirebon dan Majalengka terkenal dengan pusat kerajinan dan pemotongan batu andesit.
Advertisement