Liputan6.com, Yogyakarta - Yogyakarta menjadi kota yang kaya akan tradisi, sehingga tak heran apabila kota ini mendapat julukan kota budaya dan menjadi basis perkembangan budaya Jawa. Maka tak heran apabila banyak komunitas budaya di Yogyakarta yang hingga saat ini terus berusaha mempertahankan gelar kota budaya tersebut.
Komunitas Jawacana dan Sanggar Kinanti Sekar, contohnya. Dua komunitas yang bergerak di kelestarian budaya Jawa ini memilih mengambil bagian untuk menjaga kelestarian aksara Jawa dengan jalur pendidikan non formal.
Advertisement
Baca Juga
Berangkat dari keprihatinan yang sama mengenai eksistensi aksara Jawa saat ini, Paksi Larasalit sebagai kepala sekolah kelas aksara Jawa dan dan Bagas Arga sebagai kolaborator sepakat untuk membuka kelas untuk mengenalkan aksara Jawa.
Bertempat di sebuah joglo milik Sanggar Kinanti Sekar yang terletak di Sonowosewu, Kasihan, Kabupaten Bantul, secara rutin Paksi bersama enam kawannya menggelar kelas aksara Jawa yang dibuka untuk umum tanpa dipungut biaya apapun.
Siapa sangka dari mulai kemunculan kelas kolaboratif aksara Jawa pada 2018 mendapatkan sambutan meriah dari masyarakat. Anak-anak sekolah, para ibu rumah tangga hingga bule yang singgah di Yogyakarta tertarik untuk belajar mengenai aksara Jawa.
“Tujuan kami sederhana, menghidupi saja sehingga kalau ditanya di masyarakat ada kelas yang mengajari aksara Jawa tidak? Ya ada,” ujar Paksi saat ditemui, Rabu (9/2/2022).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Harus Berkomitmen
Tidak bisa dipungkiri keprihatinan Paksi dan kawan-kawannya akan ancaman hilangnya aksara Jawa di kalangan anak muda menjadi pemantik semangat untuk terus menggerakkan kelas aksara Jawa ini.
Demi terus berjalannya kelas aksara Jawa ini Paksi turut menyusun silabus dan materi sendiri, agar aksara Jawa dapat diterima menjadi lebih mudah dan cepat.
Menurut Paksi, menguatnya tren njawani dalam beberapa tahun terakhir ikut menaikkan popularitas aksara Jawa. Antusiasme masyarakat tinggi buat belajar aksara Jawa, namun Paksi tetep selektif.
Ia ingin murid-muridnya mau dan mampu berkomitmen mengikuti program kelas aksara Jawa ini hingga selesai. Paksi berharap nantinya kelas aksara Jawa ini dapat menjadi salah satu cara untuk terus menjaga kelestarian jawa terutama di daerah Yogyakarta.
“Kami ingin menjadi bara, walaupun redup tapi hangat terasa. Bukan hanya untuk kami namun juga masyarakat luas,” ucap Paksi.
(Tifani)
Advertisement