Liputan6.com, Gunungkidul - Hutan adat Wonosadi merupakan anak bukit Gunung Gambar yang memiliki ketinggian 400 hingga 500 mdpl. Kawasan Hutan Wonosadi menjadi kawasan konservasi dan menjadi tujuan wisata baru berbasis lingkungan atau ekowisata di Yogyakarta.
Kelestarian kawasan hutan Wonosadi, Ngawen, Gunungkidul ini tak lepas dari peran masyarakat setempat. Mitos yang berkembang juga turut menjaga hutan ini.
Dikutip dari berbagai sumber, masyarakat setempat percaya apabila mencuri kayu dari kawasan hutan ini atau bahkan menebang pohonnya maka akan ditimpa malapetaka. Konon apabila sebuah rumah dibuat menggunakan pohon yang dicuri dari kawasan hutan adat ini akan terbakar atau minimal cepat rusak.
Advertisement
Baca Juga
Terlepas benar atau tidak, mitos ini ampuh untuk menjaga kelestarian hutan adat Wonosadi.
Meskipun selama ini Gunungkidul dilanda kekeringan menahun saat kemarau panjang tiba. Hutan Wonosadi selalu membuat masyarakat setempat terhindar dari kekeringan.
Bukan hanya mata air yang melimpah, Hutan Wonosadi juga menyuguhkan hamparan paronama yang menawan.
Sebagai bentuk rasa syukur terhadap Sang Pencipta, masyarakat setempat kerap mengadakan uapacara Sadranan. Konon awalnya upacara adat ini bertujuan untuk mengirimkan makanan kepada Roro Resmi yakni leluhur masyarakat setempat.
Upacara Sadranan dilaksanakan setiap tahun seusai panen padi. Setiap keluarga harus membawa sajen ke hutan tersebut berupa panggan tumpeng, pisang raja, air tapai, dan makanan lain hasil pertanian.
Masyarakat juga mohon kepada Tuhan agar arwah leluhurnya diberi kenikmatan di akhirat dan anak cucu yang ditinggalkan diberi kenikmatan, kelimpahan rezeki, dan juga dijauhkan dari segala marabahaya.
Penulis Tifani