Liputan6.com, Solo - Pura Mangkunegaran telah mengumumkan penerus takhta KGPAA Mangkunegara X, yakni GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo. Pura Mangkunegaran akan melangsungkan prosesi jumenengan dalem atau upacara adat naik taktha KGPAA MN X pada Sabtu (12/3/2022).
Jelang jumenengan, Istana Pura Mangkunegaran melakukan serangkaian persiapan, salah satunya adalah geladi tarian Bedhaya Anglir Mendung. Mulai Rabu (2/3/2022), hingga H-1 upacara naik takhta, sejumlah penari ini berlatih menari di pendapa Mangkunegaran, Solo yang akan dijadikan tempat upacara naik takhta. Sebelum hari H mereka akan dikarantina untuk melaksanakan ritual khusus.
Bedhaya Anglir Mendung adalah tarian sakral. Tarian ini tak sembarangan dipertunjukkan. Bedhaya Anglir Mendung secara khusus ditampilkan sebagai persembahan untuk penguasa Mangkunegaran, KGPAA Mangkunegara. Ada beragam syarat yang wajib dipenuhi oleh para penarinya.
Advertisement
Simak video pilihan berikut ini:
Penari Harus Perawan
Plt Kadipaten Mondropuro Pura Mangkunegaran, Raden Tumenggung Supriyanto Waluyo menjelaskan tarian ini dilakukan oleh tujuh penari atau ganjil. Penari masih perawan, belum pernah menikah atau memiliki anak.
"Harus lajang, kalau sudah keluarga tidak boleh. Kita masih regenerasi terus, karena usia panggung penari tidak panjang atau batas usia 30 tahun. Batas usia maksimal yang masih enak ditonton," jelasnya.
Ia menyebutkan, meski tujuh penari ini sudah lama berlatih mereka baru saja bertemu langsung dengan gending dan pengrawit Pura Mangkunegaran. "Ini sudah lama latihan, ini kan melemaskan. Tetapi ketemu gending dan pengrawit langsung baru kali ini," sambungnya.
Menurut Supriyanto, Bedhaya Anglir Mendung adalah tarian level tertinggi di Mangkunegaran dengan durasi 45 menit. Dibutuhkan fisik prima untuk dapat mempertahankan koreografi tarian.
"Bedhaya Anglir Mendung itu tarian level paling tinggi di sini, artinya koreografi, olah tubuhnya juga rasanya harus seimbang. Durasinya 45 menit, dibutuhkan fisik prima agar tidak jatuh," jelasnya.
Advertisement
Tarian Sakral
Bedhaya Anglir Mendung adalah tarian sakral yang hanya dimiliki Mangkunegaran. Beksan ini dipentaskan minimal setahun sekali pada saat ulang tahun naik takhta atau saat penobatan KGPAA Mangkunegara.
"Tarian ini tidak boleh keluar, hanya ditarikan di Mangkunegaran. Begitu juga dengan tari bedhaya ketawang yang hanya boleh ditarikan di Keraton Surakarta tidak boleh keluar, karena itu tarian untuk raja," ungkap Supriyanto Waluyo.
Bedhaya Anglir Mendung adalah karya Mangkunegara (MN) I atau Pangeran Randen Mas Said Sambernyawa. Tarian ini bercerita tentang perjuangan Pangeran Sambernyawa sebelum naik takhta Mangkunegara I.
"Anglir Mendung itu dikeluarkan saat ulang tahun naik tahta atau jumenengan. Ini karya MN I atau kisah pangeran Sambernyawa kisah perjuangan sebelum menjadi pemimpin Mangkunegaran," katanya.
Seperti diketahui, KGPAA Mangkunegara IX mangkat pada 13 Agustus 2021. Semenjak itu terjadi kekosongan penguasa Pura Mangkunegaran.