Batik Nitik, Siasat Menggulingkan Belanda dari Nusantara

Yogyakarta memiliki banyak sekali motif batik tulis yang unik dan kaya makna. Salah satunya, batik nitik khas Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 24 Mar 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2022, 15:00 WIB
Batik Kuno Keraton Yogya, Bermotif Rumit Hingga Terbawa Kolektor
Batik Klitik Bligon Nitik. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Yogyakarta memiliki banyak sekali motif batik tulis yang unik dan kaya makna. Salah satunya, batik nitik khas Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Batik nitik sendiri merupakan batik dengan motif yang tersusun dari ribuan titik-titik. Rupanya batik nitik merupakan adaptasi dari anyaman kain tenun patola India (kain cinde).

Batik tulis nitik Yogyakarta menjadi satu-satunya motif batik tulis yang telah memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) sebagai indikasi georgrafis Yogyakarta lantaran keunikannya yang terletak pada makna sejarahnya.

Dikutip dari berbagai sumber, awal mula batik nitik muncul akibat dari penjualan kain tenun patola India yang dimonopoli oleh Belanda pada tahun 1600-an. Akibatnya harga jual dari kain tersebut menjadi lebih mahal.

Kenaikan harga kain yang berlipat-lipat ganda mengakibatkan penjualan kain patola menurun di tahun 1700-an. Kemudian perempuan-perempuan di Yogyakarta menginisasi untuk membuat kain batik dengan motif patola sebagai ganti dari kain patola.

Dari sini batik nitik lahir. Nama batik nitik berasal dari bahasa Jawa "nitik" yang artinya titik, yang cukup dekat pula dengan istilah "batik". Menurut para ahli, "batik" berasal dari istilah Jawa "ngembat titik" atau membuat titik.

Masyarakat pada saat itu pun lebih memilih untuk membeli kain batik ketimbang kain impor karena harganya yang jauh lebih murah. Kondisi tersebut membuat batik tulis nitik sukses berkembang di kalangan pribumi kala itu, dari Jawa hingga Sumatera.

Masyarakat pun perlahan-lahan mulai meninggalkan kain impor dari India. Kemudian batik nitik ini menjadi "siasat" untuk menggulingkan pemerintahan Belanda pada kain di Nusantara, sekaligus memutus ketergantungan terhadap kain impor.  Batik nitik memiliki 79 motif, dengan 5 motif yang merupakan motif dasar batik nitik.

Motif dasar batik nitik di antaranya adalah nitik, nitik dan cecek, nitik dan klowong, nitik-cecek-klowong, nitik-klowong-tembokan. Sedangkan, beberapa motif klasik batik nitik yang menjadi ciri khas dari Kembangsongo, Bantul adalah motif kembang waru, motif nogo sari, motif srengenge, dan motif kembang dangah.

 

Penulis: Tifani

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya