Siswa SMA di Yogyakarta Jadi Korban Klitih Saat Sahur, Sultan Bakal Keluarkan Pergub?

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X merespons kejahatan jalanan alias klitih yang lagi-lagi memakan korban jiwa.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 05 Apr 2022, 09:46 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2022, 09:46 WIB
Ilustrasi Begal Motor
Ilustrasi Klitih

Liputan6.com, Yogyakarta - Merespons kasus kejahatan jalanan alias klitih di Yogyakarta yang memakan korban lagi, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap orangtua punya kepedulian bersama mencegah maraknya kejahatan jalanan yang dilakukan anak-anak muda.

"Memang kami tidak bisa kalau masyarakatnya sendiri, orang tuanya sendiri tidak bisa mengendalikan anaknya. Kami bisanya 'kan hanya punya harapan," kata Sultan HB X di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (4/4/2022).

Menurut Sultan, tanpa kesadaran dari para orangtua, pihaknya sulit menerapkan aturan yang bersifat memaksa untuk mengatasi kejahatan atau kerap disebut klitih yang rata-rata dilakukan oleh remaja.

"Kalau kami melakukan sesuatu yang sifatnya pemaksaan 'kan juga nanti melanggar hukum," katanya. 

Berbagai upaya pembinaan, menurut Sultan, telah dilakukan untuk tangani para pelaku klitih, khususnya para anak di bawah umur. Namun, selalu menghadapi tantangan di lapangan.

Pada tahun 2021, Pemda DIY juga telah menyusun program pembinaan anak bawah umur yang berhadapan dengan hukum dan berstatus diversi, khususnya terkait dengan kasus kejahatan jalanan.

"Ya, sekarang hal seperti itu dimungkinkan atau tidak? Kami lagi cari cantelan aturannya. Soalnya kalau tidak ada cantelannya 'kan tidak bisa, mau bikin pergub (peraturan gubernur) pun enggak bisa," ujar Sultan.

Bagi Sultan, peristiwa kejahatan jalanan di Yogyakarta pada Minggu dini hari (3/4/2022), yang telah menewaskan seorang pelajar harus diproses hukum sekalipun pelakunya di bawah umur.

"Kalau itu menurut saya pelanggaran hukum, bukan klitih. Itu kenakalan anak saja tetapi sudah terlalu jauh," ujarnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Kronologi Kejadian

Sebelumnya seorang siswa SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta atas nama Daffa Adzin Albasith menjadi korban klitih alias kejahatan jalanan hingga meninggal dunia, Minggu dini hari (3/4/2022). Kasus yang terus berulang hingga kesekian kalinya itu membuat muram wajah Kota Yogyakarta sebagai kota pelajar yang humanis.

Dalam jumpa pers yang disiarkan online, Senin (4/4/2022) kemarin, Dirreskrimum Polda Daerah Istimewa Yogyakarta Kombes Pol Ade Ary Syam Indriadi menceritakan kronologi kejadian klitih tersebut. Awalnya kelompok korban mengendarai 5 sepeda motor berjumlah 7 orang pada pukul 02.00 dini hari.

Sekitar 100 meter sebelum TKP, kelompok korban mampir ke warung makan. Sebagian memesan makanan, sebagian besar belum sempat menyetandarkan sepeda motornya.

"Saat itu lewat dua sepeda motor yang membawa 5 orang membelayer (memain-mainkan) gas motor seperti mengejek kelompok korban. Ha inilah yang menjadi pemicu," katanya.

Kelompok korban berusaha mengejar kelompok pelaku ke arah utara, sebanyak 4 sepeda motor dari kelompok korban mengejar kelompok pelaku. Di depan, kelompok pelaku berhenti dan memutar balik, menunggu kelompok korban tiba.

"Motor pertama kelompok korban berhasil lolos dari pukulan benda tajam. Korban berada di motor kedua, karena yang membonceng mengelak, korban terkena sabetan benda tajam pada bagian muka. Berdasarkan keterangan saksi itu menggunakan gear yang diikat tali," katanya.

 

Ditolong Petugas Patroli Kepolisian

Setelah kejadian itu, dua sepeda motor yang lain dari kelompok korban balik kanan dan pelaku melarikan diri. Korban saat itu masih melanjutkan maju ke arah timur sementara pelaku kabur ke arah selatan.

"Korban ditemukan petugas Direktorat Shabara yang sedang berpatroli. Dibawa ke Rumah Sakit Harjolukito, dan meninggal dunia di rumah sakit," katanya. 

Sampai saat ini polisi sudah melakukan tiga kali olah TKP. Ade Ary mengatakan, pihaknya masih melakukan pendalaman, dan mencari saksi, dan orang2-orang yang terlibat.

"Saksi hansip, petugas busway, dan orang-orang di angkringan, kami juga masih melihat jejak CCTV," katanya. 

Atas kejadian itu, dirinya mengimbau orangtua untuk memperhatikan kembali anak-anaknya. Mengingat kejadian kejahatan jalanan sering memakan korban dari kalangan anak-anak muda dan pelajar. 

"Ini mohon dengan hormat, kita selaku orangtua mengingatkan anak-anak kita tidak melakukan aktivitas di malam hari," katanya.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya