Jejak Roti Kolmbeng di Yogyakarta, Kuliner Peninggalan Kolonial Belanda

Roti kolmbeng atau kolombeng merupakan kuliner peninggalan masa kolonial Belanda.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 13 Apr 2022, 04:00 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2022, 04:00 WIB
tepung tapioka
ilustrasi tepung tapioka singkong/copyright by Shutterstock

Liputan6.com, Yogyakarta - Roti kolmbeng atau kolombeng merupakan kuliner peninggalan masa kolonial Belanda. Roti sejenis bolu ini semakin susah dijumpai di pasaran, lantaran tidak banyak lagi pengrajin kue kolmbeng yang tersisa.

Salah satu produsen kue kolmbeng legendaris berada di Dusun Beluran, Sidomoyo, Godean, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Roti Jadoel Beluran atau roti kolmbeng ini sudah berdiri sejak 1973.

Produsen roti kolmbeng Beluran kini dikelolah oleh genarasi kedua, yakni Yuliawati dan sang adik.

“Dulu ibu saya kerja sama orang Belanda, kemudian diajari cara membuat roti kolmbeng ini sampai akhirnya bisa membuat sendiri,” ucap Yulia, Rabu (6/4/2022).

Yulia dan sang adik berusaha untuk tetap mempertahankan resep turun temurun dari sang ibu. Membuat roti kolmbeng buatannya memiliki cita rasa yang masih autentik.

Bahkan roti kolmbeng ini masih menggunakan telur bebek sebagai bahan bakunya. Tak seperti namanya yang sulit untuk diucapkan, roti kolmbeng memiliki bentuk yang cukup sederhana.

Roti bolu berbentuk segi empat dengan warna cokelat polos. Di atasnya bertabur kacang tanah sangrai, sekaligus menjadi penghias.

 

Simak Video Pilihan Ini:

1.000 Roti per Hari

Roti kolmbeng memiliki cita rasa manis yang legit, bila digigit renyah dan enak. Roti kolmbeng terbuat dari tepung tapioka, gula pasir, telur bebek serta rempah-rempah.

Jajanan tradisional yang tergolong langka ini tidak menggunakan minyak, margarin maupun pengawet. Namun roti kolmbeng dapat bertahan hingga tujuh hari di suhu ruangan.

Dalam membuat roti kolmbeng, Yulia mengaku cukup rumit. Tidak semua orang telaten membuat roti ini.

"Mengolahnya diperlukan ketelatenan supaya mendapatkan rasa dan tekstur yang pas. Proses oven dibutuhkan suhu panas yang sedang untuk menjaga kerenyahan roti saat matang," kata Yulia.

Setiap harinya Yulia dapat memproduksi 1.000 roti kolmbeng dan langsung dihabis diborong oleh para pelanggannya. Satu buah roti kolmbeng dijual dengan harga Rp 1.300 saja.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya