Hikayat Desa Ciledug, Legenda Perajin Tahu Gejrot Khas Cirebon

Ada sebuah ungkapan menyebutkan seseorang yang tidak makan tahu gejrot dengan tahu asli buatan Ciledug belum dianggap ke Cirebon

oleh Panji Prayitno diperbarui 22 Apr 2022, 02:00 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2022, 02:00 WIB
Hikayat Desa Ciledug, Legenda Perajin Tahu Gejrot Khas Cirebon
Penampakan tahu khas Ciledug bahan utama kuliner khas Cirebon Tahu Gejrot. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Tahu Gejrot merupakan salah satu kuliner Cirebon yang tak kalah populer dan banyak diburu wisatawan. Pecinta kuliner pasti sudah tidak asing lagi dengan tahu gejrot.

Panganan khas Cirebon ini banyak digandrungi berbagai kalangan. Tak heranjika di berbagai daerah seperti Jakarta dan Bandung banyak dijumpai pedagang tahu gejrot.

Cara penyajiannya terbilang cukup sederhana yakni dihidangkan diatas piring terbuat dari gerabah. Kemudian disiram dengan cuka yang terbuat dari air gula merah membuat cita rasa tahu gejrot Cirebon begitu nikmat dan khas.

Di Cirebon sendiri, para pedagang menjajakannya dengan cara dipikul dandidorong menggunakan gerobak. Untuk wanita, biasanya disimpan diatas kepala menggunakan nampan.

Pembuatan bahan utama tahu gejrot yang asli diyakini berasal dari wilayah di timur Cirebon. Tepatnya di Desa Jatiseeng Kidul, Kecamatan Ciledug.

"Ini tahunya khas. Daerah lain tidak bisa membuat tahu semacam ini. Kalaupun ada yang mencoba, pasti rasanya beda," ungkap salah satu pengusaha Tahu Gejrot Ciledug Cirebon Handi Maula (41), Selasa (19/4/2022).

Di daerah tersebut menjamur sentra pabrik tahu gejrot. Bahkan, ada sebuah ungkapan menyebutkan seseorang yang tidak makan tahu gejrot dengan tahu asli buatan Ciledug belum dianggap ke Cirebon.

Dia mengaku, di daerah lain banyak yang memproduksi tahu berukuran kecil. Namun karena cita rasanya yang khas dan aromanya yang berbeda dengan tahu daerah lain membuat para penikmat lebih gemar berburu tahu gejrot buatan Ciledug.

Handi mengaku, pabrik tahu yang dikelolanya merupakan usaha turun temurun keluarga yang dirintis sejak tahun 50 an. Kakeknya pernah bekerja di Pabrik tahu milik warga negara Tiongkok.

"Lalu Abah saya keluar dan mendirikan sendiri pabrik tahu. Dari proses penggilingan awalnya menggunakan batu hingga modern sekarang, Alhamdulillah masih jalan," cerita ayah empat orang anak itu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Buah Tangan

Hikayat Desa Ciledug, Legenda Perajin Tahu Gejrot Khas Cirebon
Penyajian Tahu Gejrot kuliner khas Cirebon yang melegenda. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Handi Maula mengatakan, Tahu gejrot Ciledug biasanya tahan selama tiga hari. Jikadisimpan di kulkas mampu bertahan dua minggu.

Karena kualitasnya yang tahan lama, banyak kaum urban yang membawa tahu gejrot sebagai buah tangan.

"Kalau mau dibawa oleh-oleh mah, usahakan si tahu tetap kena udara, janganditekan biar nggak pengap, apek. Caranya simpan di keranjang plastik yang berlubang. Kalau nggak, taruh di dalam kardus tapi kasih ventilasi," jelas Handi.

Menurut berbagai informasi yang berhasil dihimpun, satu giling kedelai untuk pembuatan tahu gejrot memiliki berat 1kg. Satu giling tersebut dihargai Rp150 ribu, dan berisi 500 butir tahu dan muat kedalam satu dus mi instan.

Handi kemudian membeberkan rahasia pembuatan tahu gejrot agar memiliki wangi yang khas dan dapat menyerap air.

“Pengolahannya membutuhkan waktu lebih lama. Untuk tahu gejrot harus melalui perendaman hingga 10 jam. Kami disini biasanya melakukan proses penggilingan dimulai jam 8 pagi,” kata Handi.

Sementara itu di lain tempat, terkait wangi tahu yang khas, Ono (65), yang juga pengusaha pabrik tahu dari daerah Waled menuturkan adanya perbedaan pilihan selera.

"Kalau tahu punya saya ini tidak bau. Kalau yang bau seperti yang di Jatiseeng, itu hasil fermentasi. Sebab, ada juga orang-orang yang tidak suka tahu gejrot karena baunya," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya