Listrik Hijau Hadir di Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari Kaltim

Pusat Rehabilitasi Orangutan dan Rehabilitasi Lahan Yayasan BOS di Samboja Lestari, Kalimantan Timur (Kaltim) kini memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang lebih ramah lingkungan yakni dengan adanya fasilitas pembangkit listrik tenaga surya baru

oleh Apriyanto diperbarui 25 Apr 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2022, 07:00 WIB
Listrik Tenaga Surya
Fasilitas listrik tenaga Surya yang telah diresmikan di BOS Foundation, Samboja Lestari, Kutai Kartanegara. (Istimewa)

Liputan6.com, Kutai Kartanegara - Pusat Rehabilitasi Orangutan dan Rehabilitasi Lahan Yayasan BOS di Samboja Lestari, Kalimantan Timur (Kaltim) kini memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang lebih ramah lingkungan yakni dengan adanya fasilitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Fasilitas ini dibangun dengan bantuan penggalangan dana oleh sebagian organisasi mitra internasional.

Setelah bertahun-tahun mengandalkan pengadaan listrik yang dihasilkan dari generator berbahan bakar fosil, BOS Foundation akhirnya kini mampu menyediakan listrik dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dua dari enam organisasi mitra internasional Yayasan BOS, yaitu BOS Swiss dan BOS Australia, berkenan mendanai pembangunan sebuah pembangkit listrik tenaga surya yang mampu menghasilkan sampai 272 kVa.

Pasokan listrik sebesar ini dianggap memadai untuk memenuhi kebutuhan listrik sejumlah fasilitas penting, seperti klinik, kompleks orangutan, dan Samboja Lodge di malam hari.

Deputi Ambassador Switzerland untuk RI, Phillip Strub mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi yang besar, dan secara geografis sesuai untuk pemanfaatan energi terbarukan.

Swiss memiliki komitmen untuk mengembangkan proyek ‘Pengembangan Keterampilan Energi Terbarukan (RESD)’ melalui desain, perencanaan, pemasangan, pengoperasian, dan pemeliharaan pembangkit listrik energi terbarukan yang kompeten, dengan staf berkualifikasi yang relevan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.

“Negara kami menantikan beroperasinya IKN Nusantara yang direncanakan untuk menjadi kota yang ramah lingkungan. Proyek pembangkit listrik tenaga surya di Pusat Rehabilitasi Orangutan BOSF ini kami nilai ideal untuk beralih dari penggunaan bahan bakar fosil menuju pemanfaatan energi bersih di masa depan,” terangnya.

Fasilitas pembangkit listrik tenaga surya bernama Tony Gilding Solar Plaza ini mulai dibangun sejak 5 Februari 2021 lalu. Sebelumnya, kebutuhan listrik di Samboja Lestari dipenuhi melalui penggunaan generator yang ditenagai bahan bakar minyak. Selain hal ini mengakibatkan besarnya konsumsi bahan bakar setiap bulan, Yayasan BOS juga merasa perlu menempuh cara yang lebih ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listriknya.

saksikan Video Pilihan Ini:

Tekan Anggaran

Tenaga Surya
Peresmian fasilitas pembangkit listrik tenaga Surya di BOS Foundation, Samboja Lestari, Kukar. (Istimewa)

Sementara itu, Perwakilan BOS Switzerland bernama Moritz Wyss mengaku bangga melihat partisipasi aktif organisasinya berhasil membantu Yayasan BOS beroperasi secara lebih hijau.

“Kami selalu mendukung setiap inisiatif untuk meningkatkan upaya pelestarian orangutan dan habitatnya dalam cara yang lebih ramah lingkungan. Saya yakin pengadaan listrik dengan sumber energi berkelanjutan seperti ini membantu pelaksanaan operasional sehari-hari di pusat rehabilitasi yang besar ini, dan pekerjaan rekan-rekan di Samboja Lestari semakin efektif dan efisien,” paparnya.

Ketua Pengurus BOS Foundation, DR. IR. Jamartin Sihite menyambut baik tersedianya listrik bertenaga surya ini, apalagi melihat kondisi yang terbatas, karena selama ini masih menggunakan bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik.

“Cara ini tentu menghasilkan emisi, namun kini kami punya pilihan yang lebih baik. Selama ini kami harus menyediakan dana sebesar Rp30-60 juta sebulan untuk membeli bahan bakar untuk genset. Keberadaan solar plaza ini tentu bisa membantu menekan anggaran untuk kami maksimalkan di aspek lain dalam kegiatan operasional kami. Saya harapkan tim di Samboja Lestari mampu memanfaatkan keberadaan pembangkit listrik ini dan meningkatkan kinerja mereka dalam melestarikan orangutan dan habitatnya,” terang Jamartin.

Pembangkit listrik tenaga surya ini dihiasi dengan mural karya Trio Kune Studio Collective yang berhasil memenangkan sayembara yang digelar oleh Yayasan BOS dengan dukungan BOS Australia dan BOS Swiss bulan Agustus tahun lalu. Mural ini mempertegas pesan terkait upaya perlindungan dan pelestarian orangutan dan habitatnya yang ditempuh oleh Yayasan BOS.

Jumlah Orangutan

Orangutan
Salah satu orangutan yang berada di BOS Foundation, Samboja Lestari, Kukar. (Istimewa)

Untuk diketahui, pusat Rehabilitasi Orangutan dan Rehabilitasi Lahan Samboja Lestari saat ini merawat 124 orangutan dan 71 beruang madu, yang melibatkan 146 karyawan yang bertanggung jawab menjaga dan mengelola wilayah seluas 1.800 hektar.

Terkait pembangunan dan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya Tony Gilding ini, Yayasan BOS berterima kasih atas dukungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia beserta jajarannya, dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas dukungan dari organisasi mitra global kami yaitu BOS Australia, dan BOS Switzerland. Yayasan BOS juga menyampaikan apresiasi tertinggi bagi seluruh pihak yang selama ini mendukung upaya pelestarian orangutan dan habitatnya.

Yayasan BOS didirikan pada 1991, Yayasan BOS adalah sebuah organisasi non-profit Indonesia yang didedikasikan untuk konservasi orangutan Borneo dan habitatnya, bekerja sama dengan masyarakat setempat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dan organisasi mitra internasional.

Yayasan BOS saat ini merawat hampir 500 orangutan di dua pusat rehabilitasi orangutan, dengan dukungan 440 karyawan berdedikasi tinggi, serta para ahli di bidang primata, keanekaragaman hayati, ekologi, rehabilitasi hutan, agroforestri, pemberdayaan masyarakat, komunikasi, edukasi, dan kesehatan orangutan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya