Liputan6.com, Yogyakarta - Ketupat saat Idul Fitri biasanya hadir dengan beraneka lauk pauknya, seperti opor, rendang, hingga sambal hati ayam. Tradisi menyajikan ketupat menjadi bagian dari budaya kuliner di Indonesia.
Ketupat rupanya memiliki kisah sejarah yang panjang dan penuh makna. Bahkan, cara pembuatan dan bahan–bahan ketupat merupakan simbol yang memiliki makna tertentu.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut empat fakta menarik makna ketupat Lebaran.
Advertisement
Baca Juga
1. Akulturasi budaya
Ketupat atau dalam bahasa Jawa disebut kupatan mulanya merupakan sebuah tradisi agama Hindu dan Buddha. Masyarakat Hindu dan Buddha pada zaman dahulu menggantungkan ketupat agar mendapatkan keberuntungan.
Bentuk ketupat dianggap melambangkan kiblat papat limo pancer. Maknanya, ketupat melambangkan keseimbangan alam dalam empat arah angin utama, yakni timur, selatan, barat, dan utara.
Sunan Kalijaga kemudian mengubah tradisi hidangan ketupat menjadi bernuansa Islami. Sunan Kalijaga menggabungkan budaya lokal dengan ajaran agama Islam agar lebih mudah diterima.
Keempat sisi ketupat kemudian diuubah maknanya untuk melambangkan nafsu manusia yang dikalahkan selama berpuasa. Makna ketupat atau kupat adalah kependekan dari Ngaku Lepat atau Laku Papat.
Ngaku lepat bermakna mengakui kesalahan bagi orang Jawa. Sementara laku papat artinya empat tindakan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Menyebar ke Seluruh Dunia
2. Menjadi simbol kebersamaan
Keberadaan hidangan ketupat dalam memeriahkan suasana hari raya Idul Fitri bukan hanya bersadarkan sejarah dan filosofis saja. Dalam perkembangnnya ketupat berhasil menjadi salah satu simbol solidaritas.
Biasanya hidangan ketupat yang sudah selesai dimasak akan dibagikan ke tetangga dan sanak saudara. Kebiasaan berbagi ketupat ini rupanya menghasilkan hubungan timbal balik antar manusia.
3. Makna filosofis bagian ketupat
Ketupat terbuat dari daun kelapa yang masih muda atau janur yang dianyam dan diisi beras. Beras diaanggap sebagai lambang nafsu manusia, sedangkan janur merupakan singkatan dari bahasa Jawa jatining nur yang bermakna berhati nurani.
Nasi yang dililit dengan janur memiliki makna manusia harus mampu menahan hawa nafsu dunia dengan hati nurani yang dimiliki. Selain itu, cara pembuatan ketupat juga punya filosofi tersendiri.
Anyaman janur menunjukkan kesalahan manusia, lalu bentuk segiempat dari ketupat menyimbolkan kemenangan umat Muslim setelah menjalani puasa selama satu bulan.
Beberapa ketupat juga dibuat menggunakan santan sebagai pengganti air. Dalam bahasa Jawa, santan disebut sebagai santen, yang punya arti pangapunten atau permintaan maaf. Oleh karena itu, penggunaan santan ini juga menjadi simbol permintaan maaf.
4. Sudah menyebar ke penjuru dunia
Ketupat tak hanya menyebar di Pulau Jawa dan seluruh Indonesia, melainkan juga sampai ke negara lain di Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei. Penyebabnya, penyebaran agama Islam yang juga ikut membawa tradisi budaya, yakni menyajikan ketupat saat perayaan Idul Fitri.
(Tifani)
Advertisement