Bukan KKN di Desa Penari, Ternyata Film Ini yang Bikin Plh Bupati Banjarnegara Baper

Film horor KKN di Desa Penari menjadi perhatian publik dan meraih rekor jumlah penonton. Tapi di Banjrnegara, sang Plh Bupati malah baper karena film dokumenter ini

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Mei 2022, 16:24 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2022, 16:24 WIB
Pemutaran 20 Film Dokumenter Karya Guru Program Organisasi Penggerak (POP) Tahun 2021 dan Pembukaan POP Tahun 2022 di Banjarnegara, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Heni Purwono)
Pemutaran 20 Film Dokumenter Karya Guru Program Organisasi Penggerak (POP) Tahun 2021 dan Pembukaan POP Tahun 2022 di Banjarnegara, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Heni Purwono)

Liputan6.com, Banjarnegara - Belakangan, film horor KKN di Desa Penari menyedot perhatian publik. Film ini juga memecahkan rekor jumlah penonton dan mengalahkan film-film yang sebelumnya meledak di Indonesia.

Namun, kisah ini bukan soal film KKN di Desa Penari. Persamaannya, sama-sama film, meski beda genre. Satu hohor, satunya lagi dokumenter.

Adalah Plh Bupati Banjarnegara, Syamsudin, lakonnya. Ia dibuat terbawa perasaan (baper) lantaran menonton film mengenai perjuangan DR Sulistiyo, tokoh pendidikan, yang ternyata juga muridnya sewaktu SD, di Banjarnegara.

Tak heran jika Syamsudin terbawa suasana segala sesuatu yang berhubungan dengan guru. Syamsudin, juga dikenal sebagai guru yang lantas berkarier di Dinas Pendidikan dan terakhir Sekda Banjarnegara, sebelum menjabat wakil bupati dan kini Plh Bupati Banjarnegara.

Syahdan, rasa haru tak terbendung tatkala film berjudul ‘Mutiara dari Bukit Bintang’ di bioskop Surya Yudha Sinema, Rabu (18/5/2022). Tampak penonton yang sebagian besarnya para guru itu meneteskan air mata.

Film dokumenter itu mengisahkan tentang tokoh pendidikan asal Banjarnegara, Mantan Ketua Umum PB PGRI, Sulistiyo yang telah wafat. Saat memberikan sambutan dan membuka acara pun tampak Plh Bupati Banjarnegara Syamsudin menyeka air mata.

Bagi Syamsudin, Dr Sulistiyo bukan orang asing. Dia merupakan mantan murid SD kesayangannya, ketika ia mengawali karier sebagai guru SD di Kalitengah.

"Mengingat nama Sulistiyo, hati saya selalu merasa perih. Ia meninggalkan kita di penghujung perjuangannya meningkatkan harkat dan martabat guru,” kata Syamsudin, di Banjarnegara.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

20 Film Dokumenter

Plh Bupati Banjarnegara, Syamsudin saat membuka Pemutaran 20 Film Dokumenter Karya Guru Program Organisasi Penggerak (POP) Tahun 2021 dan Pembukaan POP Tahun 2022 di Banjarnegara, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Heni Purwono)
Plh Bupati Banjarnegara, Syamsudin saat membuka Pemutaran 20 Film Dokumenter Karya Guru Program Organisasi Penggerak (POP) Tahun 2021 dan Pembukaan POP Tahun 2022 di Banjarnegara, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Heni Purwono)

“Saya selalu ingat saat Sulistiyo SD, selalu mengucapkan: selamat siang Pak, sekalipun hari masih pagi. Sebuah kata yang masih menjadi misteri sampai kini," kenang Syamsudin.

Film ‘Mutiara dari Bukit Bintang’ menjadi salah satu film yang diputar dalam acara Pemutaran 20 Film Dokumenter Karya Guru Program Organisasi Penggerak (POP) Tahun 2021 dan Pembukaan POP Tahun 2022 yang dihelat oleh Yayasan Sahabat Muda Indonesia (YSMI). 19 film bertema sejarah, sosial dan budaya Banjarnegara lainnya juga diputar dalam kegiatan tersebut.

Ketua Umum YSM, Heni Purwono mengungkapkan, kegiatan itu digelar sebagai bagian dari memeringati Hari Pendidikan Nasional. Pembukaan POP sekaligus ajang perpisahan dengan Plh Bupati Banjarnegara yang akan berakhir masa jabatannya 22 Mei nanti.

"Kita ingin mengapresiasi 20 film dokumenter karya guru, dan juga mempersembahkannya kepada Plh Bupati Banjarnegara yang juga lama meniti karir sebagai guru. Momennya sangat tepat saya rasa, karena berbarengan dengan Hardiknas. Mudah-mudahan ini menginspirasi para guru untuk terus kreatif berkarya," harap Heni.

Ketua Pokja Kemitraan dan Pengembangan Komunitas Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Eko Budi Hartono yang hadir dalam kegiatan itu juga berharap film karya guru tersebut dapat dipakai dalam pembelajaran di semua jenjang.

"Saya sangat gembira di Banjarnegara menghasilkan karya-karya film yang sangat bagus untuk pembelajaran. Harapan saya, mudah-mudahan ini dapat dipakai untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, agar siswa meningkat kemampuan literasi dan karakternya," harap Eko.

Eko menjelaskan, program POP akan dijalankan selama tiga tahun, hingga tahun 2023. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 100 Ormas dan 7.567 sekolah sasaran di Indonesia.

"Mas Menteri ingin, praktik baik dalam pengelolaan pendidikan yang selama ini dijalankan Ormas seperti YSMI di Banjarnegara, dapat diterapkan di semua sekolah di Indonesia," tandas Eko.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya