Seksisme Mengintai Suporter Wanita, Ladies Hardline Sambernyawa Lakukan Ini

Tak dipungkiri kasus seksisme sering terjadi di lingkungan sepak bola khususnya di ruang-ruang dengan dominasi laki-laki seperti tribun. Suporter wanita Garis Keras Sambernyawa ini membentangkan spanduk yang menolak adanya seksisme di dalam tribun-tribun sepak bola.

oleh Dewi Divianta diperbarui 13 Jun 2022, 21:07 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2022, 21:00 WIB
Ladies Hardline Sambernyawa Bentangkan Spanduk Sepak Bola Harus Bebas Seksisme
Ladies Hardline Sambernyawa Bentangkan Spanduk Sepak Bola Harus Bebas Seksisme (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Solo - Era kekinian, sepak bola tidak melulu dihuni oleh kaum laki-laki. Saat ini sudah banyak peran wanita di dalam lingkup tersebut. Pemain sepak bola wanita juga sudah banyak, Tak terkecuali suporter wanita.

Suporter-suporter wanita mulai menghiasi tribun-tribun stadion tak hanya menjadi pemanis. Mereka juga terkadang menjadi sasaran empuk pelaku seksisme. 

Bahkan, tak sedikit kejadian dan perlakuan terhadap suporter wanita di tribun saat mereka tengah berbaur dengan suporter laki-laki ketika mereka tengah mendukung tim yang mereka suka. Hal itu yang akhirnya membuat banyak pihak mulai melakukan kampanye atau memberikan edukasi kepada semua orang yang biasa hadir di stadion dengan melalui spanduk-spanduk minta dukungan terhadap kaum perempuan yang ada di tribun. 

Seperti yang dilakukan oleh Ladies Outline Sambernyawa sebelum laga pembukaan Piala Presiden 2022 di Stadion Manahan, Solo, saat Persis Solo menjamu tim PSS Sleman. Mereka membentangkan spanduk edukasi tentang pentingnya melindungi wanita ketika di dalam tribun dan ingin menyatakan jika tribun sepak bola harus bebas dari seksisme.

Putri Rahman, perwakilan Ladies Outline Sambernyawa mengatakan pihaknya berusaha mengampanyekan tribun harus bebas dari perilaku seksisme. Dalam spanduk yang mereka bentangkan tertulis 'Yang melahirkan peradaban tak pantas dilecehkan' dan 'Dilecehkan itu sakit'.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Stadion Harus Aman untuk Wanita

"Kita sedikit mengkampanyekan pelecehan seksual terhadap perempuan di dalam stadion. Kita juga ingin mengubah stigma perempuan tentang bagaimana jika kita ke tribur stadion itu gak seseram yang dibayangkan di luar," kata Putri kepada Liputan6.com di Stadion Manahan, Sabtu (11/6/2022).

Putri menambahkan, dirinya pernah mengalami perlakuan kurang mengenakkan ketika tengah berada di tribun stadion, maka berkaca dari pengalaman itu dirinya bersama rekan-rekannya melakukan kampanye tersebut.

"Pasti banyak kok yang godain dan termasuk melakukan pelecehan. Kita ingin sampaikan suporter di Solo jangan sampai kita membuat tidak nyaman perempuan di tribun," ujar dia. 

Menurutnya, hal-hal tersebut bisa dihindari dari cara mencegah dari diri sendiri terlebih dahulu, seperti dengan tidak menggunakan pakaian seksi dan terbuka ketika berada di dalam tribun stadion. Karena hal tersebut tentu akan mengundang perhatian, terlebih situasi di tribun dihuni mayoritas laki-laki. 

"Jadi kita perempuan juga harus mencegah dulu. Ladies Hardline Sambernyawa juga mengkampanyekan supaya perempuan pakaiannya dibenerin agar tak menimblukan pandangan laki-laki yang kurang bagus," tutur dia.

Sementara itu, dalam kesempatan itu Putri menambahkan dirinya sangat senang dengan adanya kompetisi yang sudah mulai diperbolehkan dihadiri oleh suporter, selain bisa membantu pemulihan UMKM hal itu menjadi obat para suporter yang sudah dua tahun tak bisa hadir ke stadion. 

"Walau masih dibatasi tentu senang dengan adanya kompetisi pramusim, ini laga perdana dan antusias penonton sangat luar biasa. Semoga Persis bisa juara di pramusim dan juara di Liga 1," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya