Pilot Paralayang Sumsel Terbang Bebas Menuju Porprov 2023

Para atlet cabor paralayang di Sumsel akan membentuk 10 cabang di kabupaten/kota di Sumsel menuju Porprov Sumsel 2023 mendatang.

oleh Nefri Inge diperbarui 10 Jul 2022, 23:00 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2022, 23:00 WIB
Pilot Paralayang Sumsel Terbang Bebas Menuju Porprov 2023
Khotaman, salah satu pilot paralayang FASI Sumsel, sedang terbang dari bukit JKK Kota Agung Kabupaten Lahat Sumsel (Dok. Pribadi Tonny Budianto / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Seperti burung yang terbang bebas di angkasa, seperti itulah yang dirasakan para pilot paralayang di Sumatera Selatan (Sumsel). Mereka terbang bebas di langit Sumatra, dengan menikmati panorama alam yang tak habis-habisnya dikagumi.

Para pilot paralayang tersebut tergabung dalam Federasi Aerosport Indonesia (FASI) Sumsel, sedang giat-giatnya berlatih dan terbang dari atas bukit di Kota Pagar Alam dan Kabupaten Lahat Sumsel menuju ke tempat landing yang aman.

FASI Sumsel kini sedang mengembangkan sayapnya, dengan membentuk cabang FASI di 10 kabupaten/kota di Sumsel. Selain ingin memperluas wadah para atlet paralayang yang kian diminati masyarakat Sumsel. Hal tersebut juga sebagai syarat untuk mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumsel di tahun 2023 mendatang.

Koordinator Bidang Pembinaan Prestasi FASI Sumsel Khotaman mengatakan, saat ini baru ada enam cabang FASI di kabupaten/kota di Sumsel. Yakni FASI Kota Pagar Alam, Kabupaten Lahat, Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Muara Enim, Musi Banyuasin dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumsel.

Pada hari Kamis (7/7/2022) lalu, FASI Sumsel melakukan rapat Musyawarah Kota 2022, untuk membentuk FASI Palembang, yang sangat dinanti-nanti para atlet paralayang Sumsel.

“Karena hampir 60 persen atlet paralayang di Sumsel, berasal dari Kota Palembang. Mereka aktif di FASI daerah, tapi tidak ada yang di Ibu Kota Sumsel. Untuk itu, kita ingin membentuk FASI Palembang, sebagai wadah potensi pegiat paralayang di Palembang,” ucapnya kepada Liputan6.com, Minggu (10/7/2022).

 

<p>Rapat pembentukan FASI Palembang dalam kegiatan Musyawarah Kota 2022, yang diikuti para atlet paralayang di Sumsel (Dok. Pribadi Khotaman / Nefri Inge)</p>

 

Sekitar belasan orang pegiat paralayang yang ikut dalam rapat pembentukan FASI Palembang, yang digelar di salah satu restoran di Jalan R Soekamto Palembang Sumsel.

Dari rapat tersebut, diputuskan Ketua FASI Palembang yakni Indra Laksa Guna, yang didampingi Sekretaris FASI Palembang Toni Budianto. Yang juga mendapat arahan dan binaan dari TNI Angkatan Udara (AU) dari Danlanud Palembang.

Para atlet paralayang juga sedang berkoordinasi dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Palembang Sumsel, untuk meresmikan FASI Palembang, dalam rangka pengembangan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) paralayang di Palembang.

“Kalau sekretariatnya belum ada, masih menunggu koordinasi dari KONI Palembang dan Surat Keputusan (SK) pembentukan FASI Palembang diterbitkan,” ujar Maman, sapaan akrabnya.

Kendati di Kota Palembang tidak ada tempat khusus untuk penerbangan paralayang, namun para atlet paralayang Palembang bisa berlatih ground handling di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang dan Lanud Palembang.

Tak hanya di Palembang saja yang dibidik untuk pengembangan paralayang di Sumsel. Ada beberapa daerah lagi yang akan disasar. Seperti di Kabupaten Musi Rawas, Banyuasin dan Ogan Komering Ulu (OKU) Timur Sumsel.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Torehkan Prestasi

Pilot Paralayang Sumsel Terbang Bebas Menuju Porprov 2023
Pilot paralayang yang terbang di atas ketinggian sekitar 1.010 mdpl di Kabupaten Lahat Sumsel, dengan beda ketinggian dari landing ke take off sekitar 200 meter (Dok. (Dok. Pribadi Tonny Budianto / Nefri Inge)

Pembentukan 10 cabang FASI di kabupaten/kota se-Sumsel tersebut, menjadi bukti jika para atlet paralayang siap mengadu skil di Porprov Sumsel 2023. Terlebih, kompetisi cabang olahraga (cabor) paralayang akan digelar di Kabupaten Lahat Sumsel, tepatnya di bukit Jukoh Kayu Kambing (JKK) di Kota Agung Lahat Sumsel.

Kemampuan para atlet paralayang Sumsel juga tak diragukan lagi. Mereka kerap menoreh prestasi di berbagai kompetisi di Indonesia.

“Para atlet paralayang Sumsel sering ikut lomba dan selalu masuk 5 – 10 besar. Salah satunya bernama Pitung, yang meraih peringkat ke-5 di event Troy di Sumedang di tahun 2021 lalu,” katanya.

Di awal Juli 2022 lalu juga, 3 orang atlet paralayang Sumsel beradu skil di kompetisi paralayang di Tanah Datar Sumatera Barat (Sumbar), dengan perolehan peringkat ke-6 dari ratusan peserta yang berkompetisi.

Untuk terus mengasah kemampuan para atlet paralayang Sumsel, FASI Sumsel kerap menggelar berbagai event. Saat perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) RI di tanggal 17 Agustus 2022 mendatang, akan digelar Festival Paralayang di JKK Lahat.

Event yang mengusung tema ‘Kibar Proklamasi’ tersebut, diinisiasi Komunitas Pecinta Alam (KPA) Garis Milang dan FASI Lahat Sumsel, yang diprediksi akan meriah dan ramai.

“Kita juga akan menggelar pengibaran bendera di Gunung Dempo Pagar Alam. Pilot akan terbang mengibarkan bendera dari puncak merapi Gunung Dempo, sekitar tanggal 19-20 Agustus 2022, yang diiinisiasi oleh FASI Sumsel dan Mapala Hiawata Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP),” ucapnya.

 

Sensasi Terbang

Pilot Paralayang Sumsel Terbang Bebas Menuju Porprov 2023
Khotaman, salah satu pilot paralayang FASI Sumsel, sedang terbang dari bukit JKK Kota Agung Kabupaten Lahat Sumsel (Dok. Pribadi Khotaman/ Nefri Inge)

Lalu, apa enaknya menjadi pilot paralayang??

Maman merasakan hal berbeda ketika menggeluti olahraga ekstrem ini. Baginya, melayang bebas di ketinggian memacu adrenalin dan bisa mewujudkan mimpinya untuk bisa terbang dengan kendali sendiri.

“Kalau jadi pilot pesawat, sulit. Jadi penumpang pesawat juga, kita hanya duduk saja tanpa bisa mengendalikan penerbangan. Tapi jadi pilot paralayang, kita bisa mengendalikan penerbangan dan bisa terbang bebas di udara seperti burung. Mungkin mimpi banyak orang, bisa terbang bebas,” ucapnya.

Namun tak mudah untuk menjadi pilot paralayang. Selain harus mengantongi sertifikasi khusus dan jam terbang yang sudah banyak. Pilot paralayang juga harus siap dengan segala resiko, termasuk kecelakaan saat penerbangan.

Maman pun mengalami hal serupa dan menderita cidera punggung yang masih dirasakannya hingga sekarang. Ketika terbang di atas Danau Ranau di Kabupaten OKU Selatan Sumsel, dia terjatuh dari ketinggian 5 meter, karena sudah menggunakan rem yang seharusnya digunakan di atas ketinggian 1-2 meter.

“Saat itu saya harus nge-rem laju parasut. Jika tidak, saya akan menabrak pohon kepala. Memang pilihan sulit saat itu, tapi lebih baik terjatuh daripada menabrak pohon. Untung saja ada pengaman, sehingga cidera tak terlalu parah,” ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya