Penantian 2 Tahun Demi Merayah Berkah Grebeg Besar Keraton Solo

Keraton Solo kembali menggelar Grebeg Besar pada perayaan Idul Adha 1443 H yang jatuh pada hari ini, Minggu (10/7/2022). Grebeg yang mengarak dua gunungan hasil bumi itu pertama kalinya digelar setelah dua tahun vakum lantaran pandemi.

oleh Fajar Abrori diperbarui 11 Jul 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2022, 07:00 WIB
Grebeg Besar di Keraton Solo
Keraton Solo kembali menggelar Grebeg Besar pada Idul Adha kali ini setelah selama dua tahun vakum lantaran pandemi covid-19.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Keraton Solo kembali menggelar upacara adat Hajad Dalem Grebeg Besar Alip 1955 atau Grebeg Besar pada perayaan Idul Adha 1443 H setelah dua tahun vakum karena pandemi Covid-19. Prosesi adat digelar secara terbatas, hanya dihadiri sekitar 400 orang, Minggu (10/7/2022).

Adanya prosesi Grebeg Besar menyebabkan massa berdatangan ke halaman Masjid Agung Solo yang menjadi tempat rayahan gunungan hasil bumi. Mereka datang ke masjid tersebut sejak pagi.

Meskipun terjadi pembatasan jumlah warga yang hadir dibatasi, tetapi acara tersebut tetap berlangsung meriah.

Prosesi tersebut ditandai dengan keluarnya iring-iringan drum band prajurit keraton dan abdi dalem yang membawa panji-panji Keraton Solo dari pintu Kori Kamandungan sekitar pukul 10.30 WIB.

Di belakangnya tampak barisan abdi dalem yang membawa ancak canthaka atau tandu wadah beragam makanan tradisional.

Kemudian di belakang iring-iringan tersebut terdapat dua gunungan jaler dan estri yang ditandu para abdi dalem Keraton Solo.

Gunungan yang terdiri dari berbagai hasil bumi dan ancak canthaka itu selanjutnya dibawa menuju Masjid Agung Solo untuk didoakan oleh Tafsir Anom Keraton Solo, KRT Muhtarom.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Berkah Rayahan Gunungan

Setelah didoakan, salah satu gunungan, yakni gunungan estri langsung ludes diperebutkan warga hanya dengan hitungan waktu tak sampai 10 menit. Sementara gunungan jaler tidak ikut dirayah pasalnya dibawa kembali ke Keraton Solo untuk diperebutkan pada abdi dalem di keraton.

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KRA Dani Nuradiningrat mengatakan Grebeg Besar ini diadakan lagi setelah dua tahun pandemi. Sebenarnya, selama pandemi Grebeg Besar tetap diadakan, tetapi tidak ada kirab gunungan.

"Maknanya dari Grebeg Besar adalah Keraton Surakarta sebagai generasi penerus kerajaan Mataram Islam, selalu memulyakan hari-hari besar Islam," kata Dani.

Seorang pengunjung yang ikut merayah gunungan, Sito mengaku mendapatkan kacang panjang dan nasi saat berebut gunungan Grebeg Besar. Menurutnya, prosesi ritual tersebut telah ditunggu-tunggu karena telah dua tahun vakum akibat dampak pandemi Covid-19.

“Senang karena Grebeg Besar digelar lagi. Kacang panjang ini akan saya (bawa) pulang untuk ngalap berkah,” tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya